ARTI SAHABAT SEJATI

Pagi yang cukup cerah ini aku buka dengan melihat senyuman manis wajahnya walau hanya dibalik sebingkai foto kenang-kenangan SMP.
Aku berjalan dengan perlahan, ku mantapkan hati ini untuk menghadapi Ujian Nasional tingkat SMA hari terakhir, sudah sekitar 6 bulan lebih aku persiapkan semua untuk masa depanku nanti. Dan inilah hari terakhir aku menjawab LJK kosong itu dengan kemampuan maksimalku ini.
Bel pun berbunyi, dengan tenang ku baca dan kupahami semua isi soal itu sampai selesai. Aku baca hamdalah dan aku keluar dengan perasaan yang agak “dag-dig-dug”  Setelah LJK yang tadi ku isi sudah selesai, aku melihat perempuan itu menangis.
"Soniaa" Sapaku dengan sedikit aneh.
"Eh, kamu"
"Kamu kenapa? Apa pantas pemilik wajah yang cantik harus mengeluarkan air mata yang begitu banyak?"
"Kamu gausah gombal, aku lagi sedih nih Mike masuk rumah sakit lagi karena ginjalnya"
            Saat aku mendengar berita itu aku memang turut berduka. Sonia Pandarmawan begitulah nama jelasnya. Dia adalah perempuan yang aku suka semenjak SMP. Tapi sayang, perasaan ini tak pernah tersampaikan karena aku terlalu takut mendengar kata “kita berteman saja ya” atau ”kamu terlalu baik buat aku” darinya. Sampai akhirnya dia berlabuh di hati orang lain.
"Oia, Sonia mau aku temenin jenguk si Mike? Yuk aku juga mau liat keadaan dia'' Hiburku.
"Iya deh yuk makasih ya mau temenin aku"
Setelah sampai di rumah sakit dengan seragam sekolah ini, Sonia tampak sedih lagi. Dengan pasrah kita berdua hanya bisa melihat Mike dari balik pintu karena kondisinya masih kritis.
"Sonia jangan nangis, Mike pasti sembuh kok. Ada aku disini yang selalu nemenin Sonia, kapanpun. Saat suka maupun duka" ucapku.
"Makasih ya, kamu selalu ada buat aku dari SMP sampai sekarang, kamu yang selalu support aku"


Hari mulai berganti, memang setelah UN berakhir 2 hari yang lalu, kegiatan sekolah sudah tidak terlalu banyak. Banyak siswa-siswi yang ke sekolah hanya sekedar melepas penat, bertemu teman-teman lain atau bahkan pacaran, yah hal yang wajar. Tapi berbeda dengan Sonia saat itu.
            "Sonia kenapa? Masih kepikiran Mike ya?" Sahutku.
"Iya aku sayang banget sama Mike, dia udah buat aku bahagia selama ini. Aku nggak mau liat dia gini terus"
"Udah Sonia udah, kita berdoa aja sama Tuhan semoga Mike dikasih kesembuhan. Nanti kalian bisa bahagia lagi deh berdua"
Mike memang belum terlalu mengenal Sonia. Hanya sebulan PDKT, Mike langsung jadian dengan Sonia dan sekarang sudah terhitung hampir 3 tahun semenjak awal masuk SMA, walaupun pada waktu itu hatiku tersayat-sayat. Tapi sebagai sahabat yang setia aku tetap mendukung Sonia.
            Untuk menghibur dirinya, aku mengajak Sonia ke tempat dimana kita berdua sering kunjungi semasa SMP. Memang indah, disana tidak ada siapapun selain kita berdua.

Belum selesai nada dering itu habis, Sonia mengangkat telfonku.
"Haloo ada apa nih?"
            Aku terdiam sejenak beda sekali suaranya ketika di telfon terdengar lebih indah. Ah, mungkin efek dia baru bangun tidur.
            "Haloooooooo ada apaa tumben telfon aku?" Tanya nya kesal.
"Eh iya Soniaa, maaf-maaf tadi ngelamunin kamu dulu sih"
"Apasih kamu ih, ada apa nih pagi-pagi udah telfon?"
"Hmm gini Sonia, mumpung sekarang hari minggu, aku pengin ngajak kamu ke tempat kita dulu sering kesana kamu masih inget kan?"
"Hmm gimana yaa"
"Ayo harus mau, biar kamu nggak sedih kepikiran Mike terus ayo mau ya? Aku jemput jam 7 pagi depan taman biasa? Oke?"

"Hmm iyadeh, aku mandi dulu ya"
"Iyaaa, dandan yang cantik ya Sonia"
"Iyeee cowok tukang gombal" balasanya sambil tertawa

            Dengan motor sport merah ku berinisial “Macan” aku siap menjemput Sonia di taman seperti biasanya.

Rupanya Sonia tepat waktu, dia telah di tempat itu duluan. Aku terbelalak melihat wajahnya yang manis, rambut nya yang terurai panjang dan lesung pipitnya yang menggoda. Dia menggunakan rok hijau selutut dan baju pink yang indah, bagaikan boneka.

Sonia sedang duduk manis rupanya, aku mendekatinya. Di sisi ujung bangku panjang itu, ku hela nafasku hilangkan semua perandaian, sampai sekarang dan selamanya kuingin cintai dirinya selalu.

"Heeei jangan ngelamun dong, yuk jadi kan?" Ucapnya.
"Ayo, aku kangen banget sama tempat itu"
"Iyaa, aku kangen juga nih ke tempat itu"
"Siap boneka manis ku, ayo kita berangkat"

Sonia hanya tersenyum malu, kita berdua berangkat melupakan semua penat yang ada sambil berbincang di jalan. Kurang lebih 2 jam kami sampai di tempat. Iya, ini hanyalah sebuah danau yang jernih airnya dipenuhi pepohonan di sisi danau. Sangat tenang berada disini

“Gimana? Masih sama kaya dulu kan tempat ini ?“ tanyaku.
“Iya nih, nggak ada yang berubah sama sekali, masih indah kayak dulu kita sering kesini“
”Ada satu lagi yang sebenernya nggak berubah”
“Hah? Apa emangnya?”
“Cuma kamu sama aku yang ke tempat ini, nggak ada yang lain”
“Ih kamu bisa aja” balasnya malu.

Sonia hanya tersenyum malu, pipinya memerah, lesung pipitnya terlihat lagi. Aku sangat menyukai tempat ini. Disini aku bisa merasakan bagaimana rasanya berada di sisi orang yang aku sayang dengan dekat dan lebih dalam.
“Oya Sonia, aku belum pernah tahu, apa sih impian kamu selama ini setelah lulus sekolah?” tanyaku tiba-tiba.
“Mau tahu banget ya kamu?”
“Aku serius”
“Sebenernya sih aku pengen jadi dokter, dokter anak pastinya. Aku suka banget anak kecil”
Ternyata impian nya sama mulia denganku, persis malah.
“Kalo kamu ?” tanya Sonia.
“Sama kok kaya kamu, iya dokter tapi dokter umum aja deh biar lebih banyak duitnya. Hhaha..”
“Selalu ya kamu hehe”
“Eh tapi Sonia, sebenernya impian aku berubah semenjak liat kamu. Aku sangat menyayangimu aku cinta kamu, aku lebih memilih membahagiakanmu dulu baru kemudian aku sukses”
Entah sedang kerasukan apa tubuh ini, kalimat-kalimat yang sakral untukku sejak lama tiba-tiba keluar begitu saja dengan mulus dan tanpa kesalahan. Aku malu sebenarnya. Tetapi Sonia hanya diam dan menunduk.
Detik demi detik, menit demi menit, hingga jam berganti, waktu dengan cepatnya aku habiskan semuanya disini. Aku lupakan semua urusan duniaku sejenak. Aku bercanda ria, aku tersenyum, bahkan tertawa sampai dicubit. Itu semua aku lakukan di tempat yang sama dengan suasana yang sama dan orang yang sama.


Setelah sekian lama menunggu hasil pengumuman Ujian Nasional, akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Aku dan Sonia mendapatkan nilai yang memuaskan. Aku tampak gembira karena itu akan membantuku saat mencari kuliah nanti.
"Sonia, kita lulus loh nilai aku bagus-bagus nih, kalo kamu gimana ? Seneng kan?" tanyaku.
"Hehe iya selamat ya, aku seneng banget tahu”
“Gimana nilai kamu? Sepuluh semua nggak kaya aku?”
“Hah? Nilai kamu sempurna dong ya? Aku cuman matematika nih yang nggak sepuluh eh, bentar ya”
Sonia mengangkat ponselnya yang berbunyi dan mencari tempat sepi karena disini terlalu ramai dengan suka cita kelulusan.
Tiba-tiba ia berlari ke arahku dengan muka bahagia.
“Mike udah sembuh! Mike udah bisa gerakin tanganya aku seneng banget” Ucapnya.
“Iyaa Soniaa, aku juga ikut seneng kok”
            “Eh, yaudah ayo kita kerumah sakit sekarang. Ayo!”
Hampir 2 bulan lebih Mike tidak sadarkan diri dirumah sakit, setelah pengumuman UN itu aku dan Sonia langsung bergegas ke rumah sakit karena kata Ibu Mike, dia sudah bisa menggerakan tanganya.
"Tante, Mike udah sadaar? Ya Tuhan makasih banget" ucap Sonia.
"Iya Sonia tadi Mike udah sempet bangun malah, tapi disuruh dokter istirahat lagi"
"Tuhkan Sonia, Mike pasti sembuh kok. Udah ya Sonia jangan nangis-nangis lagi. Jelek tahu" Ucapku.
"Iyaa, aku seneng banget orang yang aku sayang sekarang udah bakalan sehat lagi" balasnya tersenyum.
Aku juga senang ketika mendengar Mike sudah siuman dan melihat wajah Sonia kembali ceria. Waktu berganti sangat cepat. Impianku harus ku kejar dari sekarang. Mulai setelah kelulusan SMA waktu itu aku langsung mencari-cari universitas yang sesuai. Sampai akhirnya pencapaianku berhasil. Aku diterima di UI. Ya, universitas yang sangat dikenal orang banyak.
Aku tidak mengabarkan Sonia sama sekali, yang hanya difikiranku saat itu, adalah ingin membahagiakan Sonia hidup bersama Mike lagi tanpa ada aku. Sakit rasanya, tapi aku rela.
Aku disini memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa kedokteran di UI. Ya, cukup keren karena jurusan ini memang susah dan selalu banyak saingan setiap tahunnya. Tapi bagiku, semua sudah terlewati. Aku masih di Jakarta, terus menimba ilmu untuk masa depanku kelak. Dan disana Mike masih dalam tahap pemulihan. Ibunda Mike selalu mengabariku setiap saat, apapun yang Mike alami, entah sehat atau kembali kritis lagi. Aku belum sempat menjenguknya kembali karena mahasiswa kedokteran sepertiku ini selalu sibuk.
Akupun memberanikan diri mengambil hp disebelah meja dekat tv. Dengan nomor yang berbeda ku telfon Sonia. Ya sahabat baikku sekaligus orang yang aku dambakan.
"Halo ini siapa ya?" Tanya Sonia serius.
"Ini aku, kamu nggak lupa kan?" Jawabku.
"Siapa sih? Ohhh, yang kemarin-kemarin itu pindah ke Jakarta dan ninggalin aku disini? Makasih, semoga kamu sukses!”
*Tut tut tut tut*
Telfon itupun mati. Entah kenapa, Sonia marah sampai seperti itu kepadaku. Keadaan mulai berbeda saat ini, aku akan di wisuda. Ya walau hanya 3 tahun. Ah, 3 tahun tidak terasa. Yang biasanya jurusan ini ditempuh 6 tahun, tapi mungkin karena kejeniusanku ini, hanya 3 tahun aku bisa selesaikan semuanya. Di sana pun Sonia dan Mike sudah hidup bahagia. Aku sudah siap menyongsong hidup menjadi orang sukses.


Kabar buruk menimpa Mike lagi. Ternyata ginjal Mike yang satu-satunya itu harus rusak lagi. Ia berhenti menjadi atlit lari semenjak SMA karena ia mendonorkan satu ginjalnya kepada orang lain. Sungguh mulia.
Akhirnya aku kembali ke Bandung dan mencoba berbicara langsung dengan Mike di rumah sakit.
            "Lo kenapa sih? Masih aja dipaksain Mike,Gue nggak mau liat sahabat gue nangis lagi gara-gara lo nya gini terus" Ucapku.
"Maaf ya, gue emang nakal, gue emang gini. Gue minta titip Sonia buat gue ya sob, gue tau lo sahabatnya dari SMP, lo pasti bisa jaga dia" balasnya lemas.
"Nggak, lo harus sembuh. Gue mau liat lo berdua bahagia kaya dulu lagi"
            Aku berbicara dengan dokter, memang kondisinya sudah parah. Mike membutuhkan pendonor yang ginjalnya masih sehat agar Mike bisa hidup normal lagi.
"Dokter, kenapa lagi sama Mike dok? Cerita dok" Ucap Sonia saat aku sedang berbicara dengan dokter.
"Sabar ya nak, Mike nggak apa-apa kok. Cuman kecapekan, sabar kamu harus tenang"
Aku langsung menarik Sonia keluar dari ruangan. Ku tenangkan dia, ku usap air mata nya, ku tarik lesung pipitnya agar ia tersenyum walau harus terpaksa.
"Sonia kamu sayang Mike banget kan? Jawab " tanyaku.
"Iya, aku nggak mau kehilangan Mike. Aku sayang banget sama dia " balasnya.
"Aku janji bakal buat kalian bahagia selamanya, aku janji " ucapku lagi.
Setelah janji itu, aku pergi dari Sonia.
Pagi itu cerah. Sekarang Mike sudah sehat dan bisa berjalan lagi. Ginjalnya sudah sehat dan sudah lengkap. Setelah itu Sonia datang dengan wajahnya yang sumringah melihat kekasihnya kembali seperti orang biasa. Tetapi tidak dengan Mike.
"Aku bangga dengan sahabatmu.." ucap Mike dengan raut wajah sedih.
"Siapa? Dia? Dia kemarin memang datang dan ngobrol gitu sama dokter, emang dia kenapa sih?”
"Baca ini, aku malu dengan dia yang bisa menghargai hidup orang lain. Sedangkan aku sendiri tidak "ucap Mike sambil memberikan sebuah surat.

Hai Sonia, hai sahabat ku yang selama ini aku sayang  Oya, makasih ya buat waktunya pas kita ke danau. Itu adalah hal terakhir yang paling indah yang pernah aku lakuin sama kamu. Aku nggak mau ya lihat kamu nangis dan sedih lagi. Aku mau kamu hidup bahagia sama Mike. Aku masih ingat janjiku ke kamu, “Sebelum masa depanku tercapai, aku ingin buat orang yang aku sayang bahagia terlebih dahulu”. Sekarang aku udah lakuin itu semua buat kamu dan Mike. Dua ginjal ku yang sehat ini sudah ada di tubuh Mike. Kalau kamu rindu sama aku, pergi aja ke tempat favorit kita. Tempat terakhir aku bisa ngobrol lepas sama kamu. Mungkin disana rindumu akan berkurang. Tapi, anggap aku masih ada ya? Walau hanya dalam kenangan yang indah. Selamat tinggal Sonia

Sonia tergeletak, ia kembali meneteskan air matanya. Mike yang masih sedikit lemas mencoba menenangkan Sonia yang tersungkur lemas.
            "Dia laki-laki yang baik, kamu beruntung mempunyai sahabat sepertinya Sonia " ucap Mike.
"Dia sahabat terbaik aku, dia rela dampingin aku dalam keadaan apapun. Saat sedih maupun bahagia, dia selalu ada buat aku, bahkan saat kamu sakit selama ini..” balasnya sambil menangis.
Mike hanya tersenyum. Ia kembali lagi menjadi manusia yang utuh dan hidup bahagia dengan Sonia.
Dan aku pun baru mengerti, mencintai seseorang adalah sebuah karunia Tuhan. Menjaganya adalah pengorbanan dan menyayanginya adalah keteguhan. Sonia akan menangis bahagia melihatku mencapai impianku, membahagiakannya walau harus menjemput maut..
“Apa yang kita dapatkan akan membuat kita hidup. Tetapi, apa yang kita berikan akan membuat sebuah kehidupan..”


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tak Disangka Dia Adalah Temanku

Ketika pagi hari tiba, aku duduk di depan rumah. Entah kenapa tiap kali menatap langit pagi, aku mengucapkan dalam hatiku yang paling dalam “ sungguh indah ciptaan tuhan ini.” Dia menciptakan langit yang silih berganti mengubah warna, dari pagi, siang, sore hingga malam.

Ketika diriku duduk di depan rumah,  seekor kucing kampung datang kerumahku, berdiri tepat di depan jendela pintu kamarku, menatapku dengan suara cirri khasnya.

‘’Meeoooong…meoong…… meooong….meooong…..!’’

Tubuhnya basah kuyup terkena air atau mungkin tubuh kucing itu ada yang sengaja menyiramnya, aku tidak tau. Kucing itu mengibas-ngibaskan tubuhnya,  air cipratanya menetes kemana-mana. Dan yang lebih mengejutkan aku, ternyata di sekujur tubuh kucing itu penuh dengan luka. Ada luka bekas sabetan benda tajam, lukanya  terlihat di badan sebelah kananya.

‘’Huuus….huusss…huuuus……!’’ aku mencoba menyuruhnya pergi.

Tapi, kucing kampung itu tetap diam dan tidak mau beranjak pergi dari tempat itu. Kucing itu malah menatapku, seolah-olah mau meminta pertolongan. Lalu, aku ambil botol betadine di kotak obat, aku guyurkan obat luka itu merata di tubuhnya yang terluka. Dan anehnya kucing itu tetap tidak mau bergerak, hanya suaranya saja yang semakin terdengar keras.

‘’Meeoooong………meoong…… meooong…….meoooong….!’’

Aku yakin jika ada orang terluka seperti itu pasti akan sangat kesakitan, aku sendiri sampai tidak tega melihat itu semua. Sengaja pagi itu aku beli nasi bungkus + ikan lele goreng dua potong. Lalu, ikannya aku campur aduk dengan nasi, kemudian, aku kasih ke kucing yang sakit itu. Esok paginya ternyata kucing kampung itu masih ada di situ, di samping jendela kamarku, kucing itu tidur dengan beralaskan sebuah kardus bekas tempat minum. Aku lihat lukanya, ternyata luka itu sebagian sudah mengering.

Entah bagauimana, aku sendiri juga bingung dari mana datangnya se-ekor kucing kampung itu. Tapi, sepertinya dia betah disini, tidak apa-apalah sekalian jadi penjaga atau pengusir tikus di halaman rumahku.

‘’Si Angel.’’ begitulah aku memanggilnya.

Sebulan kemudian kucing kampung itu terlihat sehat, gemuk, lucu , dan sangat penurut tidak seperti kucing garong lainnya. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepatnya, 5 bulan lebih dia tinggal di sini menemaniku. Tubuhnya semakin gemuk dan berbulu agak lebat tidak seperti yang pertama ku melihatnya. Membuat para kucing jantan jadi terpana dibuatnya. Waduh…..!! lalu, kucing-kucing itu saling berkejaran di halaman rumahku…

‘’Meeoooong………meoong…… meooong…….meoooong….!’’

Sudah tidak aneh lagi, kalau kucing lagi kasmaran suaranya berisik banget.
‘’Inikah yang di sebut kucing garong? Hehehehehe. Nafsunya ternyata besar sekali! tidak heran kalau laki-laki mendapat julukan seperti itu.’’ Sebulan kemudian, perut kucingku semakin membesar.

‘’Hamilkah? siapa bapaknya?’’ tuturku dalam hati.

Soalnya banyak banget kucing jantan yang suka ngapelin kucingku, aku jadi bingung siapa bapaknya. Ckckckckckckckck……. Mungkin si buluk, si belang, si pitak, si poltak, si bagong atau jangan-jangan dia punya kekasih gelap? Hmmmm….

Akhirnya kucingku melahirkan dengan selamat. Anaknya cuma satu, warnanya hitam putih, lucu , sangat agresif, suka lompat-lompat dan suka berlari-larian kesana kemari, membuatku semakin terhibur.

“Si Hitam Putih” aku memanggilnya.

Tapi, kesenanganku mendadak sirna begitu saja, ada kejadian tragis yang membuatku tidak akan pernah lupa memiliki kucing yang ku senangi. Seperti biasa setelah ku pulang dari Jakarta tempat Ibuku , aku  merasa lelah setelah sampai di rumah. Pasti tujuan utamaku adalah istirahat, guna melepaskan rasa lelah dan penatku. Baru saja aku baringkan tubuhku di tempat tidurku, ada suara dari arah jendela samping kamarku, suaranya seperti ada yang sedang mutah.

“huek..huek…!!” “heg..heg…!!”

Setelah aku mendengar suara itu, langkah kakiku bergegas menuju olah tempat kejadian perkara (TKP). Saat aku dekati ada suara dengusan. Semakin lama semakin jelas
terdengar suara dengusan itu dari samping rumahku.


‘’Astagfirullah…!! Ya Allah!!’’
”Puuus….!! kamu kenapa puus!!’’

Si Agel kucing kesayanganku guling-gulingan di lantai, tubuhnya kejang-kejang dan mulutnya mengeluarkan busa. Seketika itu juga dia menghembuskan nafas terakhirnya ‘Mati’ dengan mata masih terbuka berkaca-kaca menatapku, seperti kalau kita sedang kesakitan.

‘’Wah kayaknya di racuni’’ ujar dalam hatiku.

Aku yakin sekali kucingku mati terkena racun. Tapi, siapa yang ngasih racun, tega sekali dia, atau mungkin si Angel makan perangkap racun tikus?

‘’Aaah ciuss…….!!’’

Rasanya geram sekali, kenapa orang bisa tega berbuat seperti itu.
‘’Sudahlah! semuanya sudah terjadi, aku harus cepat-cepat menguburnya.’’

Memang gusti Allah itu maha tau apa yang diperbuat hambanya dan semoga gusti Allah mengampuni dosa orang yang membunuh binatang ini. Yang jelas aku sangat kehilangan dia, sangat kehilangan. Tapi, aku yakin kalau menurut anda yang tidak suka binatang pasti akan bilang “terlalu lebay”, tidak apa-apalah tidak penting itu. karena, semua orang punya hak dan berhak atas apa yang mereka sukai.

‘’Si Angel.’’

Kenapa aku begitu kehilangan dia, biasanya kalau aku lagi makan malam dia pasti selalu ada di sini menemaniku. Kucing itu makan di tempat makan yang sudah aku sediakan. Dia adalah temanku di saat aku sendiri, di saat semua orang meninggalkan aku, di saat aku merasa bete atas kemacetan Jakarta yang tahun demi tahun kian bertambah.

Dua bulan kemudian, kucingku yang kecil kini sudah besar, warnanya hitam putih seperti ibunya. Kucing kecil itu sangat lucu, lincah tapi sedikit nakal, terkadang suka lompat ke atas bangku, lompat Ke atas motor, ngumpet di bawah meja makan, atau terkadang mengacak-acak makanan di atas meja. Seraya aku berfikir….

‘’Inikah pengganti si Angel.’’

Si Angel tak mau membiarkan aku kesepian. Tapi, di saat aku lagi senang-senangnya bermain dengan kucing lucu itu, kejadian buruk itu terulang kembali. Malam itu sehabis membuat kopi, di luar ada suara seperti orang melempar batu.

 ‘’Duuukk…duuuk…duuk, Glotak…!!’’

‘’Apaan tuh?’’ seraya memegang dada, akibat diriku kaget karena ada suara lemparan batu di halaman rumahku, yang berujung membentur tembok di bawah jendela rumahku.
Lalu, aku segera membuka pintu kamarku, dan bergegas melihat apa yang terjadi di depan halaman rumahku.

‘’Allahu akbar.. Ya Allah… kamu kenapa, pus? kamu kenapa?’’

Ternyata kucingku terkena lemparan batu, Kucing hitamku menggelepar–leper, mulutnya mendengus-dengus semakin keras, suaranya melengking menyedihkan. Tepat di kupingnya keluar darah, darah segar itu mengucur deras menetes di halaman rumahku. Seketika itu juga kucing yang nakal dan lucu itu menghembuskan nafas terakhirnya ‘Mati’.

Aku yakin sekali kucingku mati karena ada tangan jahil yang tidak suka dengan hewan kesayangan Nabi ini. Dalam benaku, “ko tega sekali manusia itu, menghabiskan nyawa kucing yang ku sayangi.” Padahal kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus menyayangi sesama makhluk hidup.

Tak terasa sudah, setelah kedua kucingku, si Angel dan si Hitam Putih mati. Yang kurasakan hanyalah kesepian belaka antara persahabatan manusia dan hewan. Akupun sedih dengan kejadian tragis yang menimpah kedua kucingku.

Malam itu aku hanya bisa duduk terdiam, mulutku terasa terkunci, aku tidak mampu berkata apa-apa. Si Angel dan si Hitam Putihku sepertinya mau mengadu kepada Tuannya, dia ngetuk-ngetuk pintu itu seolah-olah dia mau ngasih tau kalau dia sedang terluka. Hmmmm sedihnya…….

Kini aku menyendiri lagi, mengais asa, merangkai puisi bersama angan dan berjuta mimpi. Cerita tentang suka, tentang duka, tentang luka, tentang sepi yang memenjarakan hati, semuanya menyisakan luka yang mendalam.

Hidup ini memang indah kawan, sangat indah, lebih indah lagi kalau kita mempunyai banyak teman. Menurutku, teman yang baik itu tidak akan terganti dengan apa pun. Di mana pun kamu sembunyi, di mana pun kamu berada, dia akan tetap mencarimu dan tetap mengingatmu.

Teman yang baik akan tetap terkenang dan akan menjadi sebuah cerita tentang masa yang telah lalu saat bersamamu. Tetap terjaga selamanya, sampai nanti, sampai waktunya Tuhan memanggilmu untuk kembali. Meski pun temanku hanyalah seekor kucing tapi dialah sahabatku. Dan ini menjadikan cermin untuk kita dalam kehidupan, terutama persahabatan sesama makhluk hidup.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CERPEN

Terpaut Pada Satu Hati
            Saat ini Ares hanya terdiam, terpukau, dan membisu. Hanya rangkaian butiran beninglah yang selalu setia menemani tatkala ia mengingatnya, mengingat segala kenangan indah yang telah ia lewati. Ares tau semua memang sudah terjadi, tapi tak mampu melupakan semua kejadian itu dan ia tak akan pernah mampu membuang wajah tersebut dalam kehidupannya, karna hal itu yang membuat ia merasa senang.
            Selama dua tahun Ares hanya merasakan hal yang sama, terpaku dan diam, terasa dihempaskan ke jurang kepedihan, meski begitu tetap saja hingga kini Ares tak tahu bagaimana cara kembali menggenggam tangan Athena dan tertawa bersama. Ia selalu berusaha mencari tahu kemana Athena pergi dari saat kejadian pada sore itu. wanita yang memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, berkulit kuning langsat, dan berhidung mancung itu pergi meninggalkan rumah dengan keadaan menangis tersedu-sedu. Kedua orang tua Athena selalu mencari keberadaan Athena tak terkecuali dengan Ares.
            Hubungan  kedua sepasang kekasih itu sudah berjalan sekitar tiga tahun lamanya. Selama ini tidak ada konflik yang serius diantara keduanya, hanya saja keberadaan Andi salah seorang teman Ares yang juga suka dengan Athena. Andi adalah anak dari keluarga yang broken home, setiap hari kegiatannya tak lepas dari sebuah club hiburan malam dan minuman keras. Berbalik dengan prilaku Andi, Ares ialah seorang yang tekun, jujur, dan santun.
Ares memiliki niat untuk menikahi Athena tahun ini,tetapi sayangnya dua tahun yang lalu Athena menghilang. Lelaki berperangai baik itu sangat kecewa karna wanita yang akan dinikahinya menghilang begitu saja. Segala macam cara telah ditempuh Ares untuk menemukan sang kekasih. Andi pun tak terdengar kabarnya setelah kepergian Athena, ternyata setelah diselidiki Andi pergi ke Malaysia ke tempat Ayah dan Ibu tiri barunya.
Setelah beberapa lama Ares terpuruk dengan keadaannya, ia pun bangkit kembali dengan meningkatkan kinerjanya di kantor. Ia selalu mendapatkan predikat karyawan teladan setiap bulannya. Lelaki santun itu selalu mengunjungi kedua orang tua Athena pada saat akhir pekan, ia sudah menganggap orang tua Athena seperti orang tuanya sendiri begitupun sebaliknya.
“Saya punya berita gembira untuk kamu dua hari lagi kita akan buka kantor cabang di Surabaya, saya mau kamu yang mengurus kantor cabang tersebut” kata Pak Bos Hadi.
“Haaah? Saya Pak? Saya sangat tidak menyangka kalau ternyata Bapak memberikam kepercayaan kepada saya untuk memegang kantor cabang baru” jawab Ares.
“Saya melihat kinerja kamu meningkat drastic beberapa bulan belakangan ini, saya rasa kamu pantas untuk mendapatkannya” kata Pak Bos Hadi.
“Terima kasih Pak atas kepercayaan yang telah Bapak berikan kepada saya” kata Ares.
Sebelum keberangkatannya ia berpamitan kepada kedua orang tuanya dan tak lupa kepada kedua orang tua Athena. Ares menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkannya selama ia berada di Surabaya, tak lupa berkas-berkas kebutuhan kantor dan foto dirinya bersama Athena yang sekarang entah berada dimana.
Sesampainya di Surabaya, Ares langsung  menempati rumah dinasnya yang diberikan oleh kantor tempat ia bekerja. Ia merapihkan kamar barunya itu dan menata segala keperluan pribadinya di meja sebelah tempat tidur, ia mengeluarkan foto Athena dan seketika ia langsung teringat akan semua kenangan yang pernah mereka lalu bersama. Tak mau terlarut dalam bayang masa lalunya, ia pun segera beranjak dari tempat itu.
Ini adalah hari pertama dimana Ares sebagai kepala kantor cabang di Surabaya. Ketika sampai di kantor baru, ia langsung disambut hangat oleh para rekan kerjanya. Ares memasuki ruang kerjanya yang baru dan menata meja kerjanya, tak lupa   ia meletakkan foto Athena yang sama seperti di meja kamarnya.
            Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu ruangan Ares, “tok..tok..tok..” “silahkan masuk” sahut Ares. Ia sudah mengetahui kalau yang datang pasti sekretaris barunya, tetapi ia tercengang ketika gagang pintu itu mulai terdorang dan pintunya mulai terbuka lebar. Ya!! Wanita cantik yang masuk sama seperti wajah yang ada di dalam foto di atas meja kerja Ares. Athena!! Ares langsung mengeluarkan air mata haru dan tak menyangka, perasaan keduanya campur aduk. Ares to the point langsung bertanya dan minta penjelasan kepada Athena kenapa ia pergi meninggalkan rumah.

“Aku sudah memiliki Arlene, buah hatiku dari benih Andi. Lelaki itu menodaiku pada saat malam sebelum aku pergi meninggalkan rumah.” Kata Athena sambil menangis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS-CERPEN


KU ANGKAT TOGA KU,KAU BERI JAWABAN MU

Malam di bulan Ramadhan ini  mendung tiada bintang angin bertiup kencang,mungkin malam ini akan turun hujan .Aku tetap saja duduk di teras rumah yang hanya ditemani secangkir teh hanyat dan beberapa batang rokok,tak perduli dingin angin malam yang menjilati sendi tulang.Ya,kebetulan malam ini adalah pengumuman lulus tidaknya aku di ujian masuk perguruan tinggi.
Sahuur.. Sahuuur !!! terdengar suara dua orang petugas Kantib yang memang tiap hari bertugas.aku pun kaget,tak terasa sudah 3 setengah jam aku duduk di teras rumah.aku pun segera masuk ke kamar dan membuka laptop. “Deg deg deg”,begitu bunyi jantungku.Penasaran apakah aku akan diterima di kampus tempat ku mendaftar.Pelan ku baca daftar nama peserta tes yang lulus dari atas sampai ke petengahan list belum juga ada namaku.keriangat dinginpun mulai keluar dari seluruh tubuhku.Tak putus asa tetap ku baca dan ku perhatikan setiap detail nama-nama di list,sampai pada akhirnya ku lihat ada nama “MATSANI”yaa itu dia namaku.aku pun langsung berlari kegirangan sambil berteriaak “wooooi orang-oraaang kampuung.. gua akhirnye lulus jadi kang Mahasiswaaaa !!!”.setelah itupun panci,dandang dan berbagai macam perabotan tak segan menghapiri wajah ku karena dilempar sang empunya barang yang terganggu suaraku.

Seminggu setelah lebaran tepatnya tanggal 27 agustus aku pun pergi ke kampus untuk mengikuti OSPEK.Pada saat itu para MABA (Mahasiswa Baru) di bagi menjadi beberapa kelompok,ada 10 kelompok tepatnya.Setiap kelompok terdiri dari 7-8 orang dan kebetulan aku mendapat kelompok 3.Hilir mudik para Maba yang nampak kebingungan mencari kelompoknya masing-masing,termasuk juga aku sendiri yang juga kebingungan karena tak seorang pun yang aku kenal disini.

Ditengah kebingungan,tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku dari belakang.”Hei Matsani..!!”,begitu teriaknya.aku pun langsung membalikkan badan,ternyata yang menepuk tadi ialah teman lama ku si Mandowen.”eh Owen..”kata ku,Owen adalah panggilan dari Mandowen yang kebetulan temen lama ku ketika di SD dulu.

Akhirnya ada temen juga gua disini,dari tadi gua dimari sendirian kaga ada temen,”kata ku.
Yahilah.. sama gua juga sendiri disini untung gua ngeliat lu mat.lu ngampus dimari juga mat? Ngambil jurusan apaan lu ? “tanya owen.Haha gua ngambil jurusan menejemen wen,”Jawab ku.
Wiih samaan kita dong,gua juga ngambil menejemen mat,”sambung si owen.Setelah berbincang bincang lama akhirnya kami berpisah untuk bergabung dengan kelompok masing-masing.

Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB kegiatan OSPEK pun di bubarkan,Aku pun segera mencari teman ku Mandowen.setelah mondar-mandir akhirnya aku pun melihat mandowen,aku pun menhapirinya dan melanjutkan obrolan yang sempat terpotong tadi.Sedang asik mengobrol,tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seorang gadis cantik yang  nampak berjalan bersama teman-temannya.Mata ku terbelalak melihat gadis tersebut,alunan musik serasa mengalun di telinga ketika aku menatapnya.”Namanya kak Ayu..”lirih suara bisikan halus terdengar di telinga,ah ternyata itu suara si Mandowen.Tau dari mana lu wen? “tanyaku”.ya kan dia tadi dia yang jadi mentor gua pas OSPEK “jawab si owen”.Wah beruntung banget lu di mentorin dia wen “kataku”.Kami pun tak hentinya membicarakan gadis tersebut,hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan kami pun membubarkan diri ke rumah masing-masing.

 

3 September pukul 6 pagi alarm pun berbunyi,menandakan aku harus bangun dan bersiap untuk pergi ke kampus karena hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah sekaligus hari pertama menjadi mahasiswa.Aku pun segera bersiap dan pergi ke kampus,butuh waktu satu jam untuk sampai ke kampus.Sesampainya aku di kampus aku pun langsung menuju ke kelas,karena memang sudah agak sedikit telat haha.Aku terburu buru menaiki tangga,karena terlalu terburu buru aku pun menabrak seorang gadis.Ah betapa kagetnya aku ternyata gadis yang ku tabrak itu kak Ayu si cantik yang ku lihat kemarin.Kembali aku pun tercengang dan alunan musik pun seakan terdengar di telinga ku. maaf kak maaf gak sengaja “kata ku sambil membantu buku nya yang terjatuh”.Iya.. lain kali hati-hati “jawab lembutnya”.iya pun segera pergi menuruni tangga setelah merapikan bukunya dan akupun melanjutkan langkahku menaiki tangga menuju ke kelas.
Tiga minggu sudah aku menjadi mahasiswa tapi aku masih belum tahu banyak tentang kampus kecuali teman ku si Mandowen hehhe.Sementara si Mandowen sudah lebih maju dari ku soal pergaulan kampus,ia mulai sudah biasa bergaul dan duduk bersama dengan para senior termasuk ia juga dengan kak Ayu.

Suatu saat aku pun diajak teman ku Mandowen untuk nongkrong bersama dengan para senior.Aku pun mengiyakan ajakan tersebut.Taman di samping kantin kampus adalah tempat biasanya para senior berkumpul.Sesampainya di taman kami pun disambut dengan hangat oleh para senior.Terlihat disana ada kak Ayu yang sedang asik mengobrol dengan salah satu temannya.Dengan kerudung biru langit dan baju begaris lengan panjang nampak ia terlihat cantik,di tambah lagi dengan sepasang tahi lalat yang terpampang di kedua kelopak matanya menambah manis wajahnya.Hampir sepanjang waktu  ku arahkan bola mataku untuk memandangnya.
Menjelang Maghrib pun kami membubarkan diri.Aku pun segera pergi ke gedung parkir untuk mengambil motorku.Ketika aku keluar dari kampus,aku melihat kak Ayu sedang berdiri sendirian di halte nampak ia sedang bus.Dengan perasaan canggung aku pun menegurnya,”hey kak.. lagi nunggu bus?” sapaku. “iya nih”jawabnya. “Mau  aku anter gak kak?”kataku. “ah gak usah nanti ngerepotin lagi” jawabnya.Akhirnya setelah membujuknya ia pun akhirnya mau untuk ku antar pulang.Sepanjang perjalanan tak ku sia-siakan kesempatan berbincang dengannya,ah betapa bahagianya aku pada saat itu.
Setengah jam perjalanan akhirnya kami pun sampai ke rumah kak ayu,ia pun turun dari motor.”Terimakasih ya udah di anteri sampai rumah” kata Ayu.”Iya kak sama-sama” jawabku.”Mampir dulu yuk”ajak Ayu.”haha ga usah kak makasih,mau langsung pulang aja”jawab ku.”yaudah hati-hati ya”sambung Ayu.akhirnya akupun langsung tancap gas dan pulang ke rumah.

Semenjak peristiwa tersebut kami berdua pun semakin akrab,hilang semua rasa canggung diantara kami.hampir tiap hari aku antar jemput dia dari rumah sampai kampus dan tiap malam juga aku selalu berbalas pesan dengannya.

Tak terasa aku sudah masuk semester 5 dan kak Ayu pun sudah mulai sibuk dengan skripsinya.Kami pun mulai jarang bertemu,hubungan kami sekedar berbalas pesan saja tiap malam.Ah rasa rindu pun kian menyerang dada.

Di akhir smester,kak ayu pun akhirnya lulus sidang skripsinya dan mengundangku untuk menghadiri wisudanya.Disaat itu timbul niat ku untuk menyatakan rasa cinta ku kepada kak Ayu pada saat hari wisudanya.Seribu rencana telah ku rancang sedemikian mungkin agar semua sesuai yang direncanakan.

Akhirnya waktu yang di tunggu pun tiba,aku pun datang dengan seikat bunga.Tak lama akhirnya kak Ayu pun keluar dengan memakai toga,Nampak wajah sangat ceria dan bahagia.Aku pun segera menghampirinya,Dengan perasaan yang gugup aku segera menyatakan perasaan ku.”Kak sebenarnya aku sudah lama pengen ngomong ini sama kaka,Aku sebenarnya suka sama kak Ayu”.Kak Ayu pun terdiam sejenak dan menatap tajam mataku,lalu ia berkata “Matsanii  kamu kan udah smester akhir jadi Ayu gak mau ganggu kuliah kamu.Tapi nanti aku janji bakal ngasih jawaban ketika kamu mengangkat toga nanti”.

Dengan perasaan agak kecewa akupun mengiayakan pernyataan kak Ayu.Setelah itu pun aku berniat untuk lebih giat dalam kuliah agar bisa cepat mengangkat toga dan mendapatkan jawaban cinta ku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS-Cerpen

KASIH SAYANG SEORANG IBU
Setibaku di rumah aku langsung menanggalkan sepatu dan baju sekolahku. Badanku terasa letih, lapar, dan haus. Perjalanan dari sekolah ke rumah  yang kutempuh dalam jarak  kurang lebih 10 kilometer di bawah terik matahari yang cukup melelahkan.
            Aku ingin segera pergi ke dapur menikmati nasi dan lauk yang biasanya telah disediakan ibu untukku. Tapi sebelum aku melangkah ke dapur, terdengar suara ibuku memanggilku. Aku pun lari mendekatinya. Kukira aku mau diberinya sesuatu tetapi malah aku hanya di suruh untuk membelikan minyak goreng di warung. Karena sudah sangat lapar aku pun pergi dengan muka cemberut.
            Setelah membeli minyak goreng, aku pun bergegas ke dapur. Setibanya di dapur kulihat ibu masih membenahi alat-alat dapur yang berantakan. Dan ketika itu juga ibuku menyuruhku untuk segera makan, sedap rasanya menikmati makanan yang di masak oleh ibuku. Aku pun dengan lahap menghabiskan sepiring nasi dan lauk yang telah disediakan ibu untukku.
            Memang, ibu sangat sayang kepadaku. Ibu suka bertanya tentang diriku, tentang kesulitan-kesulitanku, atau tentang permasalahanku di sekolah. Ibu suka tersenyum padaku, suka memandangku dengan pandangan yang menyenangkan. Setiap ibu berpergian pasti tidak lupa untuk membawakan oleh-oleh untukku, entah itu kue, atau makanan lainnya. Tetapi ibuku sangat sibuk dengan kegiatan menjadi guru, ketua organisasi di kampungku ataupun dengan kesibukannya kuliah. Sama dengan ayahku yang sibuk dengan pekerjaannya di luar kota.
            Satu-satunya orang di rumah yang dekat denganku hanyalah ibuku, ibuku banyak merawatku, baik disaat aku sehat maupun sakit. Karena itu aku sangat sayang padanya. Aku mempunyai kakak yang bernama Kak Eba, namun Kak Eba sekarang sudah menikah dan mempunyai urusan dengan keluarga barunya sendiri. Dia pun sudah tidak tinggal bersama kami lagi, dia sudah mempunyai rumah sendiri di Jakarta dan Kak Eba pun jarang mengunjungi rumahku.

            Ketika aku telah lulus SMA, aku ingin sekali melanjutkan kuliah di sebuah Universitas Negeri di Jakarta dan akhirnya keinginanku itupun tercapai.  Aku diterima di Universitas Negeri di Jakarta dan dengan rasa bahagia aku pun memberitahukan kabar gembira itu kepada ibuku.
“ Bu, aku diterima di Universitas Negeri di Jakarta , aku ingin melanjutkan kuliah di Jakarta, Bolehkah Bu?” Tanyaku.
“ Anakku, kenapa harus kuliah jauh-jauh?” Jawab ibuku dengan sedih.
“ Tapikan Bu aku ingin sekali kuliah disana.”
“ Anakku sayang, tidak bisakah kamu kuliah di sini saja, ibu takut harus berpisah jauh dengan kamu!”
“ Bu, aku juga sayang sama ibu dan aku juga tidak ingin berpisah jauh dengan ibu, tapi aku ingin mengejar cita-citaku.”
“ Anakku sayang bukannya ibu melarang kamu mengejar cita-citamu, tapi ibu khawatir jika nanti kamu sudah kuliah di Jakarta, siapa yang akan menjaga kamu di sana?” Jelas ibuku.
“ Kan ada Kak Eba, bu.” Jawabku dengan pelan.
“ Tapi kan Kakakmu itu selalu sibuk, nanti kamu hanya merepotkan di sana.”
“ Ngga bu, aku kan sudah gede, aku bisa jaga diri dan aku bisa mengurus diriku sendiri.” Jawabku sambil meyakinkan ibuku.
“ Anakku, kalau memang itu sudah jadi pilihanmu, ibu hanya bisa pasrah karena ibu tak ingin melihat anak ibu nantinya kehilangan cita-citanya.”
“ Terimakasih bu!” Jawabku sambil tersenyum bahagia.


Malam mulai larut menandakan waktu untuk istirahat, aku dan ibuku akhirnya memilih untuk beristirahat karena sudah terlalu malam. Di dalam kamar aku tidak bisa tertidur, aku masih membayangkan akan dunia baru yang akan kuhadapi esok. Aku sangat senang karena keinginanku untuk kuliah di Universitas Negeri di Jakarta yang sangat aku mimpi-mimpikan akhirnya menjadi kenyataan. Tapi di samping itu aku juga sedih akan berpisah jauh bersama ibuku yang sangat ku sayangi.
            Ke esokan harinya aku pun berpamitan kepada ibuku untuk pergi ke Jakarta.
“ Anakku jaga dirimu di sana dan jangan lupa tetaplah berdoa dan sholat sesibuk-sibuk dirimu, karena ibu percaya Allah selalu ada di setiap kita melangkah dan selalu menjaga hamba-hambanya!” Ucap ibu kepadaku.
“ Iya bu, aku akan selalu ingat pesan ibu, ibu juga jaga kesehatan. Aku berangkat dulu bu! Assalamu’alaikum…” Sambil mencium tangan ibuku dan pergi meninggalkan ibuku.
“ Waalaikum salam, hati-hati di jalan” Jawab ibuku.
            Setelah 8 jam perjalanan, akhirnya aku pun sampai di rumah Kak Eba, aku turun dari bus dan berjalan menuju rumahnya yang akan aku tinggali selama aku kuliah di Jakarta. Aku pun masuk ke dalam rumahnya yang cukup besar. Karena kelelahan aku pun tertidur, dan ketika aku bangun aku lihat jam menunjukan pukul 5 sore. Aku pun bangun untuk mandi untuk menyegarkan diriku setelah itu aku shalat ashar.

            Ke esokan harinya, aku berangkat menuju kampusku. Tiba-tiba aku teringat akan pesan ibuku untuk selalu shalat tepat waktu dan mengerjakan tugas-tugasku dengan baik. Hari semakin berlalu, tak terasa 4 tahun telah ku lewati. Kini aku telah menyelesaikan kuliahku dan aku kini telah bekerja di perusahaan yang aku pimpin sendiri, sekarang semua apa yang menjadi cita-citaku telah tercapai. Dan sekarang tinggal cita-citaku yang terakhir yang akan aku wujudkan yaitu membahagiakan orangtua ku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS-Cerpen

ADIK KELASKU PUTRI
Nama gua Ricky, gua seorang pelajar di salah satu SMA favorit di Jakarta Barat, kata orang gua lumayan ganteng dan body gue sexy “haha.. sombong dikit” dan gua juga anak futsal di sekolah, banyak cewek-cewek di sekolah gue yang naksir sama gua, gak percaya ??? bisa di buktikan. Waktu gua kelas satu kakak-kakak kelas gua pada ngefans sama gua, kalo gua lagi main futsal pasti pada nonton dan neriakin nama gua “coba itu kurang ganteng apa haha..”
            Padahal pertama gua masuk SMA gua masih culun banget, gua dateng ke sekolah dengan mengenakan  baju putih yang di kancing sampe kerah leher dan di masukin kedalam celana biru, memakai dasi dan topi biru khas anak SMP, gua kurang kaca mata aja waktu itu biar jadi kaya si Encep haha..
Hari ini adalah hari Senin di mana pagi itu semua siswa  berbaris rapih di lapangan sekolah untuk  mengikuti upacara, kali ini gua dapet barisan di belakang kebetulan sebelahan sama barisan cewek, dalam hati gua bilang “ lumayan bisa searching adik kelas” sambil senyum jahat, karna sekarang gua kelas dua dan gua pun lagi single sekarang.
            Upacara pun terus berjalan, dan dari pertama gua datang gue terus mengikuti naluri ke laki-lakian gua yaitu celingak-celinguk mencari keindahan ciptaan tuhan yaitu cewek hehe. Entah ada angin apa tiba-tiba gua ingin sekali menengok ke sebelah kiri tepatnya kebarisan cewek di sebelah gua, dan apa daya kepala ini pun menengok, ketika gua nengok “SubhanaAllah ternyata ada seorang bidadari cantik ikut baris di samping gue” sambil melongo kejadian ini pun membuat konsentrasi gua buyar, mata ini seolah tak mau berpaling ke mana-mana hanya ingin melihat kearah cewek berjilbab dengan tatapan mata yang tajam, hidung mancung dan bibirnya yang tipis melukiskan keindahan ciptaan tuhan. Sesekali gue menoleh ke arahnya untuk memperhatikan dia, dan berharap dia juga melihat kearah gue.
Upacara pun tak terasa sudah selesai, semua siswa/i pun masuk ke ruang kelas masing-masing. “ky ngapain lu ngelamun aja?” ucap fikri sobat gua dari kelas satu. Dia ini cowo super pendiam tapi diam-diam menghanyutkan, modusannya banyak di mana-mana sampe gua sendiri bingung saking banyaknya modusan dia gua gak tau yang mana yang pacarnya dia hehe “ siapa yang ngelamun, orang gua lagi mikir” jawab gua “mikir apaan, kaya lo punya otak aja”  ucap fikri sambil jitak kepala gua. “ sial lu, gua lagi mikirin adik kelas yang gua liat tadi pas upacara, sumpah cantik banget” ucap gua dan si fikri cuma ngetawain gua.
Selama pelajaran gua gak konsen banget belajar, gak tau kenapa dalam pikiran gua cuma ada bayang-bayang cewek mancung tadi pagi itu, dia buat gua penasaran padahal gua belom tau gimana orangnya, kenal namanya aja belum huh.. Bel istirahat pun ber bunyi teng.. teng.. teng.. “ ayo ky kita ke kantin” ajak fikri “ ah, kenapa kri?” sahut gua bengong “parah nih anak, kaya ayam sakit dari tadi. Ayo ke kantin” ucap fikri sambil naik darah rupanya dia.
Gua pun bergegas jalan ke kantin mengikuti fikri dan teman-teman yang lain. Di tengah perjalanan ke kantin gua melihat cewek berkerudung sama seperti yang tadi pagi gua lihat jalan searah dengan gua menuju kantin, seketika gua mulai deg-degkan, hati gua mulai gak karuan antara senang, malu, dan bingung mau ngapain. Dan gua pun bertekat ngumpulin nyali buat kenalan sama dia, setelah nyali gua kumpul gua pun memberanikan diri untuk menyapa dia, gua pun  menepuk pundaknya dan menyapa “ hey” dia pun menengok kearah gua “hai juga, maaf ada apa yah? “ sahut dia, dan seketika itu juga gua kaget bercampur malu plus gengsi juga karna yang gua sapa bukan dia yang gua liat tadi pagi. “eh, kamu namanya siapa?” terpaksa gue kenalan dengan salting “nama aku dewi, kamu siapa?”  jawab dia sambil terheran-heran dari raut mukanya “ nama gua ricky, salam kenal ya” jawab gua buru-buru segera kabur menahan malu. Dan teman-teman gue semuanya ngeledekin gue gara-gara gue kenalan dapet zonk, kejadian ini merupakan kejadian yang sangat memalukan dalam kehidupan gua yang gak pernah gua lupain. Setibanya di kantin “ ciye.. dapet zonk haha.. haha.. “ celetuk doni temen sekelas gua yang rajanya ngecengin, dan yang lain pun ikut tertawa semua. Hmm gua cuma bisa diem aja saat ini dan menahan malu.
              Karna merasa kesal gua pun beranjak dari bangku untuk mengambil sebotol softdrink untuk menenangkan hati gua yang gak karuan ini. Gua pun membuka kulkas yang ada di kantin dan mengambil sebuah softdrink, ketika tangan gua meraih sebuah softdrink tiba-tiba ada sebuah tangan memegang botol softdrink sama yang sedang gue pegang. dengan keadaan seperti ini darahpun gua langsung naik tanpa melihat siapa yang berani seperti ini ke gua. Ketika gua melihat kearah orang itu ternyata dia adalah si mancung yang tadi pagi gua liat yang buat gua gak karuan kayak gini, dan seketika rasa kesal gua luluh begitu saja menjadi rasa gembira yang tak tertahankan lagi.
            “ ini untuk kamu saja” ucap gua sambil tersenyum dan menahan rasa gembira. “oh, tidak terimakasih untuk kamu saja aku bisa ambil yang lain kok, maaf ya ” jawabnya sambil melemparkan senyum manis. “ tidak untuk kamu saja. Nama kamu siapa” sahut gua dan gua coba beranikan diri menanyakan namanya. “ terimakasih ya, nama ku putri” dengan suara lembut ia menjawab. Sungguh memang seperti putri kerajaan cewek ini, lemah lembut dan amat cantik. “ nama aku ricky, aku kelas 2 ipa. kamu kelas berapa kok aku gak pernah liat kamu? ” gua mencoba membuka obrolan agar lebih panjang “aku kelas 1 C kak” sahut dia “ gak usah panggil kakak panggil saja aku ricky, boleh minta pin BB nya nggak?” harap-harap cemas menunggu repon dari dia “ oh iya ricky, boleh kok nih 79xxx “ lagi-lagi dengan senyuman itu dia memberikan pin BBnya “ terimakasih ya, salam kenal. Nanti ini aku saja yang bayar” sambil membalas senyum manisnya “tidak usah, terimakasih” ia pun langsung membayar dan bergegas perge menuju kelasnya. Saat itu gua merasa menjadi orang yang paling beruntung sedunia dengan hati yang berbunga-bunga.
Sepulang sekolah seperti biasanya gua gak langsung pulang kerumah, gua dan teman-teman bergegas ke sebuah warung kecil di belakang sekolah, warung beratapkan asbes yang di  lengkapi jajanan khas anak-anak SMA dan bangku panjang yang tersedia di sudut warung. Tempat yang cukup istimewa menurut gua dan temen-temen gue, “kalo menurut yang laen tau dah haha”  Tempat ini biasa kita sebut Rudal, karna memang letak warung ini berada di Jl. Rudal, rudal ini adalah tempat melepas penat seharian belajar di sekolah, selain tempat melepas penat rudal juga tempat buat bolos sekolah juga sih kalo lagi males haha kenapa istimewa menurut gue dan teman-teman ya karna itu.
            “Woy.. ky  kenapa lu seneng banget kayaknya, cengar-cengir aja ngeliatin hp” tiba-tiba si fajar teriak. Beberapa saat kemudian shettt… hp gue di ambil paksa sama si fajar, dan di bacain semua isi bbmnya. “eh.. jar balikin hp gua, kepo banget lu” dengan mimik muka marah bercampur panik entah karna apa, gua pun bergegas mengambil hp gua yang sedang di bacain semua bbm sama si fajar. “ Ciyee… ada yang baru kenalan sama cewe nih” kembali si fajar meledek gua. Lalu semua yang ada di rudal seketika ikut ngeledekin “ Ciyee.. ciyee..” suasana semakin ramai gara-gara gua ketauan baru kenalan sama anak kelas 1.
            Terlihat raut wajah panik gua tadi karna takut ketahuan baru kenalan, karna pas tadi gua kenalan sama putri temen- temen gua gak ada yang tau. Maklum kebiasaan geng kami kalo ada apa-apa selalu ada pajak, entah itu ulang tahun, kenalan,  jadian, bahkan kalo putus juga di mintain pajak, gila kan makanya gua diem-diem aja.
            Hari demi hari gua pun semakin dekat dan lancar berkomunikasi dengan putri, gua sudah merasa nyaman apa bila bersama sama dia. Tetapi sekitar hampir 6 bulan gua kenal  sama dia gua masih belum berani menyatakan cinta sama dia, karna sampe saat ini gua belum melihat respon positif ke gua walaupun kita sudah dekat dan mengenal satu sama lain gua takut di tolak gue sudah terlalu nyaman dengan posisi seperti ini, di satu sisi gua butuh kepastian dan status dari hubungan gua sama dia, dan di sisi lain gua juga takut kalo harapan gua tidak sesuai dengan kenyataan kalo gua harus jauh dari dia “ Tuhan tolong bantu hambamu ini” gua hanya bisa menyatakan semua perasaan ini di dalam buku harian gua.
            Di satu hari gua berniat mengajak dia ke satu tempat di mana di sana gua mau menyatakan semua perasaan gua ke dia. Setelah menyiapkan diri untuk menerima semua kenyataan yang akan terjadi gua mengajak dia ke puncak untuk menyatakan cinta gue di sana, di sepanjang perjalanan kami mengobrol panjang lebar dan bercanda ketawa ketiwi, gua berencana akan menyatakannya nanti pada saat di kebun teh di sepanjang perjalanan gua hanya menahan dan menantikan ingin cepat-cepat mengatakan semuanya agar hati ini lega.

Ketika hampir sampai di jalan menuju puncak tiba-tiba ada sebuah bus yang datang berlawanan dengan kami, ia melaju dengan sangat cepat menyalip sebuah mobil di depannya dan JEBRETTTTT…….!!!! Bus itu pun menabrak kami, gua dan putri pun terpental jauh masuk ke jurang. Ketika gua sadar dan berusaha mengingat kejadian apa yang telah terjadi barusan tak sadar sekujur tubuh gua pun penuh dengan luka, dan seketika itu pula gua langsung mencari dan menghampiri putrid dengan keadaan darah terus mengalir dari kepala gua, dan gua pun menemukan putri tak sadarkan diri tak jauh dari tempat gua terjatuh seketika itu pula gua jatuh pingsan tak sadarkan diri.
“ aku di mana? Aaarg” gua mulai sadar, dan sekujur tubuh gua berasa sakit semua. Dan ketika gua sadari kaki dan tangan gua di perban semua. “ kamu ada di rumah sakit ky, akhirnya kamu sadar juga” ibu gue menjawab dengan wajah penuh khawatir. “memang aku kenapa bu?” aku menanya dengan heran “ kamu sudah hampir tiga hari koma, dan sekarang baru sadar” jawab ibu gue sambil meneteskan air mata di pipinya. “ putri mana bu?” tanyaku cemas dengan keadaannya “ kamu yang sabar ya nak, putri sudah tenang di sana” ucap ibu “ maksudnya bu? Putri dimana sekarang?” aku tak mengerti dengan perkataan ibu “ putri sudah meninggalkan kita semua ky, dia sudah tenang di sisi Allah” ucap ibu dengan penuh rasa haru. Mendengar perkataan ibu gua hanya mampu meneteskan air mata dan memukul kepala gue sendi dengan penuh rasa sesal, ibu pun memeluk gua dan mencoba meredamkan amarah gua dan berbisik “sudah tidak ada gunanya lagi kamu sesali semua sudah terjadi, ini semua bukan salah mu tetapi memang sudah takdir Allah ky, sudah kamu yang sabar. Mamahnya putri juga cerita tadi ke ibu, katanya putri juga mencintai kamu tetapi dia tidak berani mengungkapkannya dan akhirnya dia hanya bisa menunggu”
Rasa sesal di hati gua seakan tidak pernah termaafkan, di tambah terganjal rasa yg belum gua sampaikan ke putri menambah rasa bersalah gua semakin dalam. “ andai kamu tau put aku sangat mencintai kamu, lebih dari apapun, sayang semua ini telah terlewatkan” mata ini terus menitikan kesedihan yang amat mendalam penuh rasa sesal. Dan tiba-tiba kepala gue sakit banget karna selalu memikirkan putri dan kejadian itu, dan akhirnya gua depresi mendalam dan berada di rumah sakit jiwa.
The End
           


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS-Cerpen

PUPUS


Pada suatu malam  saya berada di sebuah pesta ulang tahun temen saya yang rumahnya berada di sekitar daerah Jakarta Selatan, Nama temen saya yang berulang tahun adalah Nadia pada saat itu dia berulang tahun yang ke-17. Tema yang di pakai pada saat  adalah black and white jadi pakaian black untuk tamu pria dan pakaian white untuk tamu wanita.  Dekorasinya tempatnya juga mendukung dan bisa dibilang mewah. Saya langung menemui Nadia untuk memberikan kata selamat kepadanya.


 “ Hei Nad Happy Birthday yaaa pokoknya jadi lebih baik lagi dari sebelumnya, Amin” kata saya sambil berjabat tangan dan memberikan kado.


“Terimakasih banyak ya jar  oh iya kalau mau apa-apa ambil sendiri aja ya udah disiapkan di sana jar”  balasnya.

Okee deh Nad sip sekalian kenalin temen lo yang cantik ya hehe” ujar saya sambil tertawa. “ Pilih-pilih aja jar yang teliti hahaha, jawabnya Nadia.


Pesta malam itu meriah dan ramai sekali, Hm, enggak sengaja ada sesuatu yang membuat saya bengong, saya melihat seorang wanita cantik yang memakai Dress putih bermotif bunga lewat depan saya, “ Bidadari ternyata ada ya di bumi ini”, kata saya di dalam hati sambil tersenyum.


Tiba-tiba teman saya bernama Rama berkata, “ Biasa aja keleeuss ngeliatinnya mimpi lho bisa dapetin dia.” Haha  Liat aja gua buktiin nanti!” jawab saya dengan wajah konyol. Lalu saya berjalan untuk mengambil minum dan ternyata saya melihat cewek itu lagi rasanya tuh senyumnya membuat hati saya adem dan nyaman hehe berasa ada di gunung kali. Saya perhatiin terus cewek itu ternyata saya ngerasa dia pun merespon saya dengan sama-sam curi-curi pandang, lalu tak sengaja saya mendengar ada yang memanggil dia yaitu Nadia saya pun akhirnya mengetahui Nama cewek itu,dia bernama  Della.


“Eh jar kenalin nih temen gua”. Kata Nadia sambil berkedip matanya. Kemudian Saya dan cewek itu langsung berjabat tangan dan menyebutkan kedua Nama masing-masing,” Fajar jangan lama-lama kali pegang tangannya nanti nggak bisa lepas lho wkwk” ujar Nadia dengan wajah meledek. Nggak lama  si  Nadia tiba-tiba meninggalkan kami berdua sini “Oh iya kalian di sini dulu yaa gua mau temuin temen-temen yang lain nih” ujarnya. “ Okee Nad” kami serentak menjawabnya dengan spontan. ya bisa dibilang pada saat itu kami berdua sama-sama salting hehehe 

“ Del kita duduk di sana aja yuk gak enak nih berdiri gini ngobrolnya” kata saya dengan ramahnya.
“ hehe iya ya jar gak enak banget kayak gini yaudah yuk” jawabnya dengan senyum indahnya.

Kami pun berdua langsung berjalan ke tempat itu. Ternyata Della ini adalah sahabatnya dari temen saya yang berulang tahun yaitu Nadia, dia sudah mulai besahabat sejak dari kelas 7 sewaktu SMP ya bisa dibilang sih mereka rada-rada mirip gitu mukanya, tapi cantikan Della kok hehe Dengan waktu yang cukup lama saya merasa nyambung sekali ngobrol sama Della anaknya lucu, seru, pokoknya enak diajak bercandanya, “baru kenal saja kayak udah kenal lama apalagi udah kenal lama ya “ kata saya di dalam hati.


Di  pesta pada malam itu ada acara akustik band, banyak temen-teman Nadia yang mempersembahkan suaranya dengan bernyayi pada saat itu, setelah saya melihat beberapa yang perform nggak disangka ternyata Della pun yang selanjutnya untuk bernyanyi di panggung itu, saya merasa kaget juga ternyata dia seorang penyayi.


Lelahmu jadi lelahku juga
bahagiamu bahagiaku pasti
berbagi takdir kita selalu
kecuali tiap kau jatuh hati


Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan 
namun kasih ini silahkan kau adu
malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Ternyata dia menyayikan lagu yang saya suka aduuuh suaranya itu sangat merdu sekali membuat saya merinding dengernya, yaelah emang lagi uji nyali apa hehe “ udah cantik suaranya bagus banget  lagi hmm cewek idaman gua banget deh pokoknya perfectoooo haha” kata saya dalam hati.Setelah Della turun dari panggung itu saya pun menghampirinya dan langsung berkata “ kereeeeeeen banget Del suara lu deh bagus bikin gua kebayang terus nih jadinya nggak bakal lupa-lupa deh heheh”.

 ah jangan gitu Fajar kan gua jadi malu nih hehe” balasnya dengan muka merah. ”Kapan-kapan nyayiin gua ya Del hehe tadi tuh salah satu lagu kesukaan gua lho
 “iya fajar tenang aja nanti gua nyanyiin deh setiap lo sebelum tidur yaaa hehe” jawabnya “yeeeyyy serius? haha ditunggu ya Del” kata saya dengan wajah kesenengan.

Waktu pun mulai larut malam kemudian saya berencana ingin mengajak Della pulang bareng karena kebetulan rumahnya dia tuh searah dengan rumah saya. Awalnya sempat nolak tetapi dibujuk-bujuk sama Nadia dan akhirnya dia mau “ah dasar namanya cewek sok-sok malu padahal mah pengen banget hehe”.  Akhirnya saya pun pulang bareng dengan Della, dijalan kami berdua bercanda-canda, tertawa-tawa bareng “ya saya merasa nyaman pokoknya bersama dia hmm apa ini tandanya saya . . . . . . . hmm yaaaa sudahlah liat aja nanti kedepannya” ucap saya  sambil bengong sejenak.

Akhirnya saya pun sampai di depan rumahnya dia, “Fajar terimakasih banyak ya sudah ngerepotin nih sampe dianterin pulang gini malem-malem” Katanya, “ iya Del gapapa, gua malah seneng bisa nganterin lo kok hehe kapan-kapan kita bisa jalan bareng lagi kan nih yaaaaaa?” jawabku sambil tersenyum “ kabarin gua aja yaa kan udah ada pin gua jar hehe  kalau gua enggak sibuk pasti gua mau kok jalan lagi “ “oh iya kan tadi gua udah add ya, oke deh gua pulang ya bye Della” “hati-hati jar sekali makasih banyak ya bye juga” ucapnya sambil melambaikan tangannya.


            Semenjak saya sudah mulai lama kenal dengannya, saya sudah mulai memahami dia  karena kami berdua sudah sering jalan bareng,  selalu bbman pokoknya makin lama ngerasa  deket deh, ya sudah ngerasa nyaman banget, ya kata anak zaman sekarang sih “Falling In Love”.


            Pada suatu hari saya jalan bersama Della, kita berada di suatu mall, akhirnya saya nonton bioskop karena kan kita sama-sama punya hobi nonton kebetulan juga ada film yang baru keluar  setelah saya selesai nonton dengan Della ada seorang cowok dengan muka yang  tengil menghampiri kita berdua dan tiba-tiba dia berkata

“ oh jadi karena cowok ini Del lo nggak mau balikan lagi  sama gua?” 
 “udah nggak ada urusan deh lo sama gua sekarang dan dia ini nggak ada sangkut pautnya sama hubungan kita dulu yaaa! urusin aja hidup lo sana  dan jangan ganggu gua lagi!“ kata Della ngotot. Tiba-tiba tanpa bicara lagi cowok itu nonjok saya,bingung saya padahal saya pada saat itu sama sekali nggak bicara, akhirnya sempat berkelahi saya dengannya, Della misahin kita berdua dan juga ada security yang datang, keadaan mulai panas dan cowok itu langsung pergi karena ada security yang mengusirnya, sehabis kejadian itu Della langsung minta maaf dengan saya. Ternyata cowok itu adalah mantannya Della yang sempat minta balikan lagi tetapi Dellanya tetap tidak mau karena ada hal yang dia bener-bener sudah tidak kuat lagi kalau bersamanya.


            Dan akhirnya pada pas di jalan pulang saya berniat untuk menyatakan perasaan saya ke dia karena saya ngerasa mungkiin sudah waktunya kali saya jujur dan bilang tentang perasaan saya yang sebenarnya karena sudah lama juga saya kenal dengannya. Tiba-tiba saya berhenti di pinggir jalan, saya bilang ke dia untuk menunggu sebentar di dalam mobil karena sama bilanggnya ingin membeli minuman tetapi padahal saya membeli bunga mawar yang berwarna merah untuknya. “ mana minumnya jar katanya tadi beli minum?” Tanyanya Della. “ warungnya tutup semua del ternyata hehehe” jawabnya saya tertawa. “ Del itu lihat deh di pipi lo ada apanya tuh? Coba ngaca cepet” lalu dia pun membuka kaca yang ada di mobil itu yang berada di atasnya, ternyata di kaca itu ada tulisan “I Love You Della” dia pun langsung kaget dan berkata “ aaaaaaaa Fajar sweet banget deh” dengan wajah  merahnya. Kemudian saya pun langsung mengasih bunga mawar ini kepadanya dan bilang “ ini semua buat buktiin perasaan gua yang sebenernya Del, gua beneran ada rasa sama lo, gua sayang Del, gua nyaman sama lo” kata saya sambil menyodorkan bunga mawar. Della pun menjawab “Fajar gimana ya gua juga sebenernya ngerasa nyaman sama lo tapi ini semua sekedar nyaman aja ya, cuma sekedar gua seneng jalan sama lo,seneng bbman sama lo pokoknya cuma sebates seneng aja tapi perasaan gua tuh gak bisa lebih jar, udah gua pikirin kok sebelumnya tetap gak bisa, gua seneng banget lo bisa bikin ini semua buat gua, makasih banget ya jar semoga lo bisa dapetin cewek yang bener-bener bisa sayang lo tulus, maafin gua ya, gua gak bisa lebih karena cinta tuh emang gak bisa dipaksaiin, maaf maaf dan maaf jar”


            setelah dia bilang kayak gitu saya cuma bisa diam dan cuma bisa terima kenyatan hmm nyesek banget sih ya, bisa disebut PHP deh, jadi selama ini saya sudah salah tanggap, mana orang yang bener sayang sama kita tulus dan mana yang cuma sekedar seneng aja dan nggak bisa lebih untuk jadi bisa ngerasa sayang. Semua dijadiin pelajaran aja agar saya kedepannya bisa lebih memahami apa arti CINTA itu.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS