ARTI SAHABAT SEJATI

Pagi yang cukup cerah ini aku buka dengan melihat senyuman manis wajahnya walau hanya dibalik sebingkai foto kenang-kenangan SMP.
Aku berjalan dengan perlahan, ku mantapkan hati ini untuk menghadapi Ujian Nasional tingkat SMA hari terakhir, sudah sekitar 6 bulan lebih aku persiapkan semua untuk masa depanku nanti. Dan inilah hari terakhir aku menjawab LJK kosong itu dengan kemampuan maksimalku ini.
Bel pun berbunyi, dengan tenang ku baca dan kupahami semua isi soal itu sampai selesai. Aku baca hamdalah dan aku keluar dengan perasaan yang agak “dag-dig-dug”  Setelah LJK yang tadi ku isi sudah selesai, aku melihat perempuan itu menangis.
"Soniaa" Sapaku dengan sedikit aneh.
"Eh, kamu"
"Kamu kenapa? Apa pantas pemilik wajah yang cantik harus mengeluarkan air mata yang begitu banyak?"
"Kamu gausah gombal, aku lagi sedih nih Mike masuk rumah sakit lagi karena ginjalnya"
            Saat aku mendengar berita itu aku memang turut berduka. Sonia Pandarmawan begitulah nama jelasnya. Dia adalah perempuan yang aku suka semenjak SMP. Tapi sayang, perasaan ini tak pernah tersampaikan karena aku terlalu takut mendengar kata “kita berteman saja ya” atau ”kamu terlalu baik buat aku” darinya. Sampai akhirnya dia berlabuh di hati orang lain.
"Oia, Sonia mau aku temenin jenguk si Mike? Yuk aku juga mau liat keadaan dia'' Hiburku.
"Iya deh yuk makasih ya mau temenin aku"
Setelah sampai di rumah sakit dengan seragam sekolah ini, Sonia tampak sedih lagi. Dengan pasrah kita berdua hanya bisa melihat Mike dari balik pintu karena kondisinya masih kritis.
"Sonia jangan nangis, Mike pasti sembuh kok. Ada aku disini yang selalu nemenin Sonia, kapanpun. Saat suka maupun duka" ucapku.
"Makasih ya, kamu selalu ada buat aku dari SMP sampai sekarang, kamu yang selalu support aku"


Hari mulai berganti, memang setelah UN berakhir 2 hari yang lalu, kegiatan sekolah sudah tidak terlalu banyak. Banyak siswa-siswi yang ke sekolah hanya sekedar melepas penat, bertemu teman-teman lain atau bahkan pacaran, yah hal yang wajar. Tapi berbeda dengan Sonia saat itu.
            "Sonia kenapa? Masih kepikiran Mike ya?" Sahutku.
"Iya aku sayang banget sama Mike, dia udah buat aku bahagia selama ini. Aku nggak mau liat dia gini terus"
"Udah Sonia udah, kita berdoa aja sama Tuhan semoga Mike dikasih kesembuhan. Nanti kalian bisa bahagia lagi deh berdua"
Mike memang belum terlalu mengenal Sonia. Hanya sebulan PDKT, Mike langsung jadian dengan Sonia dan sekarang sudah terhitung hampir 3 tahun semenjak awal masuk SMA, walaupun pada waktu itu hatiku tersayat-sayat. Tapi sebagai sahabat yang setia aku tetap mendukung Sonia.
            Untuk menghibur dirinya, aku mengajak Sonia ke tempat dimana kita berdua sering kunjungi semasa SMP. Memang indah, disana tidak ada siapapun selain kita berdua.

Belum selesai nada dering itu habis, Sonia mengangkat telfonku.
"Haloo ada apa nih?"
            Aku terdiam sejenak beda sekali suaranya ketika di telfon terdengar lebih indah. Ah, mungkin efek dia baru bangun tidur.
            "Haloooooooo ada apaa tumben telfon aku?" Tanya nya kesal.
"Eh iya Soniaa, maaf-maaf tadi ngelamunin kamu dulu sih"
"Apasih kamu ih, ada apa nih pagi-pagi udah telfon?"
"Hmm gini Sonia, mumpung sekarang hari minggu, aku pengin ngajak kamu ke tempat kita dulu sering kesana kamu masih inget kan?"
"Hmm gimana yaa"
"Ayo harus mau, biar kamu nggak sedih kepikiran Mike terus ayo mau ya? Aku jemput jam 7 pagi depan taman biasa? Oke?"

"Hmm iyadeh, aku mandi dulu ya"
"Iyaaa, dandan yang cantik ya Sonia"
"Iyeee cowok tukang gombal" balasanya sambil tertawa

            Dengan motor sport merah ku berinisial “Macan” aku siap menjemput Sonia di taman seperti biasanya.

Rupanya Sonia tepat waktu, dia telah di tempat itu duluan. Aku terbelalak melihat wajahnya yang manis, rambut nya yang terurai panjang dan lesung pipitnya yang menggoda. Dia menggunakan rok hijau selutut dan baju pink yang indah, bagaikan boneka.

Sonia sedang duduk manis rupanya, aku mendekatinya. Di sisi ujung bangku panjang itu, ku hela nafasku hilangkan semua perandaian, sampai sekarang dan selamanya kuingin cintai dirinya selalu.

"Heeei jangan ngelamun dong, yuk jadi kan?" Ucapnya.
"Ayo, aku kangen banget sama tempat itu"
"Iyaa, aku kangen juga nih ke tempat itu"
"Siap boneka manis ku, ayo kita berangkat"

Sonia hanya tersenyum malu, kita berdua berangkat melupakan semua penat yang ada sambil berbincang di jalan. Kurang lebih 2 jam kami sampai di tempat. Iya, ini hanyalah sebuah danau yang jernih airnya dipenuhi pepohonan di sisi danau. Sangat tenang berada disini

“Gimana? Masih sama kaya dulu kan tempat ini ?“ tanyaku.
“Iya nih, nggak ada yang berubah sama sekali, masih indah kayak dulu kita sering kesini“
”Ada satu lagi yang sebenernya nggak berubah”
“Hah? Apa emangnya?”
“Cuma kamu sama aku yang ke tempat ini, nggak ada yang lain”
“Ih kamu bisa aja” balasnya malu.

Sonia hanya tersenyum malu, pipinya memerah, lesung pipitnya terlihat lagi. Aku sangat menyukai tempat ini. Disini aku bisa merasakan bagaimana rasanya berada di sisi orang yang aku sayang dengan dekat dan lebih dalam.
“Oya Sonia, aku belum pernah tahu, apa sih impian kamu selama ini setelah lulus sekolah?” tanyaku tiba-tiba.
“Mau tahu banget ya kamu?”
“Aku serius”
“Sebenernya sih aku pengen jadi dokter, dokter anak pastinya. Aku suka banget anak kecil”
Ternyata impian nya sama mulia denganku, persis malah.
“Kalo kamu ?” tanya Sonia.
“Sama kok kaya kamu, iya dokter tapi dokter umum aja deh biar lebih banyak duitnya. Hhaha..”
“Selalu ya kamu hehe”
“Eh tapi Sonia, sebenernya impian aku berubah semenjak liat kamu. Aku sangat menyayangimu aku cinta kamu, aku lebih memilih membahagiakanmu dulu baru kemudian aku sukses”
Entah sedang kerasukan apa tubuh ini, kalimat-kalimat yang sakral untukku sejak lama tiba-tiba keluar begitu saja dengan mulus dan tanpa kesalahan. Aku malu sebenarnya. Tetapi Sonia hanya diam dan menunduk.
Detik demi detik, menit demi menit, hingga jam berganti, waktu dengan cepatnya aku habiskan semuanya disini. Aku lupakan semua urusan duniaku sejenak. Aku bercanda ria, aku tersenyum, bahkan tertawa sampai dicubit. Itu semua aku lakukan di tempat yang sama dengan suasana yang sama dan orang yang sama.


Setelah sekian lama menunggu hasil pengumuman Ujian Nasional, akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Aku dan Sonia mendapatkan nilai yang memuaskan. Aku tampak gembira karena itu akan membantuku saat mencari kuliah nanti.
"Sonia, kita lulus loh nilai aku bagus-bagus nih, kalo kamu gimana ? Seneng kan?" tanyaku.
"Hehe iya selamat ya, aku seneng banget tahu”
“Gimana nilai kamu? Sepuluh semua nggak kaya aku?”
“Hah? Nilai kamu sempurna dong ya? Aku cuman matematika nih yang nggak sepuluh eh, bentar ya”
Sonia mengangkat ponselnya yang berbunyi dan mencari tempat sepi karena disini terlalu ramai dengan suka cita kelulusan.
Tiba-tiba ia berlari ke arahku dengan muka bahagia.
“Mike udah sembuh! Mike udah bisa gerakin tanganya aku seneng banget” Ucapnya.
“Iyaa Soniaa, aku juga ikut seneng kok”
            “Eh, yaudah ayo kita kerumah sakit sekarang. Ayo!”
Hampir 2 bulan lebih Mike tidak sadarkan diri dirumah sakit, setelah pengumuman UN itu aku dan Sonia langsung bergegas ke rumah sakit karena kata Ibu Mike, dia sudah bisa menggerakan tanganya.
"Tante, Mike udah sadaar? Ya Tuhan makasih banget" ucap Sonia.
"Iya Sonia tadi Mike udah sempet bangun malah, tapi disuruh dokter istirahat lagi"
"Tuhkan Sonia, Mike pasti sembuh kok. Udah ya Sonia jangan nangis-nangis lagi. Jelek tahu" Ucapku.
"Iyaa, aku seneng banget orang yang aku sayang sekarang udah bakalan sehat lagi" balasnya tersenyum.
Aku juga senang ketika mendengar Mike sudah siuman dan melihat wajah Sonia kembali ceria. Waktu berganti sangat cepat. Impianku harus ku kejar dari sekarang. Mulai setelah kelulusan SMA waktu itu aku langsung mencari-cari universitas yang sesuai. Sampai akhirnya pencapaianku berhasil. Aku diterima di UI. Ya, universitas yang sangat dikenal orang banyak.
Aku tidak mengabarkan Sonia sama sekali, yang hanya difikiranku saat itu, adalah ingin membahagiakan Sonia hidup bersama Mike lagi tanpa ada aku. Sakit rasanya, tapi aku rela.
Aku disini memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa kedokteran di UI. Ya, cukup keren karena jurusan ini memang susah dan selalu banyak saingan setiap tahunnya. Tapi bagiku, semua sudah terlewati. Aku masih di Jakarta, terus menimba ilmu untuk masa depanku kelak. Dan disana Mike masih dalam tahap pemulihan. Ibunda Mike selalu mengabariku setiap saat, apapun yang Mike alami, entah sehat atau kembali kritis lagi. Aku belum sempat menjenguknya kembali karena mahasiswa kedokteran sepertiku ini selalu sibuk.
Akupun memberanikan diri mengambil hp disebelah meja dekat tv. Dengan nomor yang berbeda ku telfon Sonia. Ya sahabat baikku sekaligus orang yang aku dambakan.
"Halo ini siapa ya?" Tanya Sonia serius.
"Ini aku, kamu nggak lupa kan?" Jawabku.
"Siapa sih? Ohhh, yang kemarin-kemarin itu pindah ke Jakarta dan ninggalin aku disini? Makasih, semoga kamu sukses!”
*Tut tut tut tut*
Telfon itupun mati. Entah kenapa, Sonia marah sampai seperti itu kepadaku. Keadaan mulai berbeda saat ini, aku akan di wisuda. Ya walau hanya 3 tahun. Ah, 3 tahun tidak terasa. Yang biasanya jurusan ini ditempuh 6 tahun, tapi mungkin karena kejeniusanku ini, hanya 3 tahun aku bisa selesaikan semuanya. Di sana pun Sonia dan Mike sudah hidup bahagia. Aku sudah siap menyongsong hidup menjadi orang sukses.


Kabar buruk menimpa Mike lagi. Ternyata ginjal Mike yang satu-satunya itu harus rusak lagi. Ia berhenti menjadi atlit lari semenjak SMA karena ia mendonorkan satu ginjalnya kepada orang lain. Sungguh mulia.
Akhirnya aku kembali ke Bandung dan mencoba berbicara langsung dengan Mike di rumah sakit.
            "Lo kenapa sih? Masih aja dipaksain Mike,Gue nggak mau liat sahabat gue nangis lagi gara-gara lo nya gini terus" Ucapku.
"Maaf ya, gue emang nakal, gue emang gini. Gue minta titip Sonia buat gue ya sob, gue tau lo sahabatnya dari SMP, lo pasti bisa jaga dia" balasnya lemas.
"Nggak, lo harus sembuh. Gue mau liat lo berdua bahagia kaya dulu lagi"
            Aku berbicara dengan dokter, memang kondisinya sudah parah. Mike membutuhkan pendonor yang ginjalnya masih sehat agar Mike bisa hidup normal lagi.
"Dokter, kenapa lagi sama Mike dok? Cerita dok" Ucap Sonia saat aku sedang berbicara dengan dokter.
"Sabar ya nak, Mike nggak apa-apa kok. Cuman kecapekan, sabar kamu harus tenang"
Aku langsung menarik Sonia keluar dari ruangan. Ku tenangkan dia, ku usap air mata nya, ku tarik lesung pipitnya agar ia tersenyum walau harus terpaksa.
"Sonia kamu sayang Mike banget kan? Jawab " tanyaku.
"Iya, aku nggak mau kehilangan Mike. Aku sayang banget sama dia " balasnya.
"Aku janji bakal buat kalian bahagia selamanya, aku janji " ucapku lagi.
Setelah janji itu, aku pergi dari Sonia.
Pagi itu cerah. Sekarang Mike sudah sehat dan bisa berjalan lagi. Ginjalnya sudah sehat dan sudah lengkap. Setelah itu Sonia datang dengan wajahnya yang sumringah melihat kekasihnya kembali seperti orang biasa. Tetapi tidak dengan Mike.
"Aku bangga dengan sahabatmu.." ucap Mike dengan raut wajah sedih.
"Siapa? Dia? Dia kemarin memang datang dan ngobrol gitu sama dokter, emang dia kenapa sih?”
"Baca ini, aku malu dengan dia yang bisa menghargai hidup orang lain. Sedangkan aku sendiri tidak "ucap Mike sambil memberikan sebuah surat.

Hai Sonia, hai sahabat ku yang selama ini aku sayang  Oya, makasih ya buat waktunya pas kita ke danau. Itu adalah hal terakhir yang paling indah yang pernah aku lakuin sama kamu. Aku nggak mau ya lihat kamu nangis dan sedih lagi. Aku mau kamu hidup bahagia sama Mike. Aku masih ingat janjiku ke kamu, “Sebelum masa depanku tercapai, aku ingin buat orang yang aku sayang bahagia terlebih dahulu”. Sekarang aku udah lakuin itu semua buat kamu dan Mike. Dua ginjal ku yang sehat ini sudah ada di tubuh Mike. Kalau kamu rindu sama aku, pergi aja ke tempat favorit kita. Tempat terakhir aku bisa ngobrol lepas sama kamu. Mungkin disana rindumu akan berkurang. Tapi, anggap aku masih ada ya? Walau hanya dalam kenangan yang indah. Selamat tinggal Sonia

Sonia tergeletak, ia kembali meneteskan air matanya. Mike yang masih sedikit lemas mencoba menenangkan Sonia yang tersungkur lemas.
            "Dia laki-laki yang baik, kamu beruntung mempunyai sahabat sepertinya Sonia " ucap Mike.
"Dia sahabat terbaik aku, dia rela dampingin aku dalam keadaan apapun. Saat sedih maupun bahagia, dia selalu ada buat aku, bahkan saat kamu sakit selama ini..” balasnya sambil menangis.
Mike hanya tersenyum. Ia kembali lagi menjadi manusia yang utuh dan hidup bahagia dengan Sonia.
Dan aku pun baru mengerti, mencintai seseorang adalah sebuah karunia Tuhan. Menjaganya adalah pengorbanan dan menyayanginya adalah keteguhan. Sonia akan menangis bahagia melihatku mencapai impianku, membahagiakannya walau harus menjemput maut..
“Apa yang kita dapatkan akan membuat kita hidup. Tetapi, apa yang kita berikan akan membuat sebuah kehidupan..”


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tak Disangka Dia Adalah Temanku

Ketika pagi hari tiba, aku duduk di depan rumah. Entah kenapa tiap kali menatap langit pagi, aku mengucapkan dalam hatiku yang paling dalam “ sungguh indah ciptaan tuhan ini.” Dia menciptakan langit yang silih berganti mengubah warna, dari pagi, siang, sore hingga malam.

Ketika diriku duduk di depan rumah,  seekor kucing kampung datang kerumahku, berdiri tepat di depan jendela pintu kamarku, menatapku dengan suara cirri khasnya.

‘’Meeoooong…meoong…… meooong….meooong…..!’’

Tubuhnya basah kuyup terkena air atau mungkin tubuh kucing itu ada yang sengaja menyiramnya, aku tidak tau. Kucing itu mengibas-ngibaskan tubuhnya,  air cipratanya menetes kemana-mana. Dan yang lebih mengejutkan aku, ternyata di sekujur tubuh kucing itu penuh dengan luka. Ada luka bekas sabetan benda tajam, lukanya  terlihat di badan sebelah kananya.

‘’Huuus….huusss…huuuus……!’’ aku mencoba menyuruhnya pergi.

Tapi, kucing kampung itu tetap diam dan tidak mau beranjak pergi dari tempat itu. Kucing itu malah menatapku, seolah-olah mau meminta pertolongan. Lalu, aku ambil botol betadine di kotak obat, aku guyurkan obat luka itu merata di tubuhnya yang terluka. Dan anehnya kucing itu tetap tidak mau bergerak, hanya suaranya saja yang semakin terdengar keras.

‘’Meeoooong………meoong…… meooong…….meoooong….!’’

Aku yakin jika ada orang terluka seperti itu pasti akan sangat kesakitan, aku sendiri sampai tidak tega melihat itu semua. Sengaja pagi itu aku beli nasi bungkus + ikan lele goreng dua potong. Lalu, ikannya aku campur aduk dengan nasi, kemudian, aku kasih ke kucing yang sakit itu. Esok paginya ternyata kucing kampung itu masih ada di situ, di samping jendela kamarku, kucing itu tidur dengan beralaskan sebuah kardus bekas tempat minum. Aku lihat lukanya, ternyata luka itu sebagian sudah mengering.

Entah bagauimana, aku sendiri juga bingung dari mana datangnya se-ekor kucing kampung itu. Tapi, sepertinya dia betah disini, tidak apa-apalah sekalian jadi penjaga atau pengusir tikus di halaman rumahku.

‘’Si Angel.’’ begitulah aku memanggilnya.

Sebulan kemudian kucing kampung itu terlihat sehat, gemuk, lucu , dan sangat penurut tidak seperti kucing garong lainnya. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepatnya, 5 bulan lebih dia tinggal di sini menemaniku. Tubuhnya semakin gemuk dan berbulu agak lebat tidak seperti yang pertama ku melihatnya. Membuat para kucing jantan jadi terpana dibuatnya. Waduh…..!! lalu, kucing-kucing itu saling berkejaran di halaman rumahku…

‘’Meeoooong………meoong…… meooong…….meoooong….!’’

Sudah tidak aneh lagi, kalau kucing lagi kasmaran suaranya berisik banget.
‘’Inikah yang di sebut kucing garong? Hehehehehe. Nafsunya ternyata besar sekali! tidak heran kalau laki-laki mendapat julukan seperti itu.’’ Sebulan kemudian, perut kucingku semakin membesar.

‘’Hamilkah? siapa bapaknya?’’ tuturku dalam hati.

Soalnya banyak banget kucing jantan yang suka ngapelin kucingku, aku jadi bingung siapa bapaknya. Ckckckckckckckck……. Mungkin si buluk, si belang, si pitak, si poltak, si bagong atau jangan-jangan dia punya kekasih gelap? Hmmmm….

Akhirnya kucingku melahirkan dengan selamat. Anaknya cuma satu, warnanya hitam putih, lucu , sangat agresif, suka lompat-lompat dan suka berlari-larian kesana kemari, membuatku semakin terhibur.

“Si Hitam Putih” aku memanggilnya.

Tapi, kesenanganku mendadak sirna begitu saja, ada kejadian tragis yang membuatku tidak akan pernah lupa memiliki kucing yang ku senangi. Seperti biasa setelah ku pulang dari Jakarta tempat Ibuku , aku  merasa lelah setelah sampai di rumah. Pasti tujuan utamaku adalah istirahat, guna melepaskan rasa lelah dan penatku. Baru saja aku baringkan tubuhku di tempat tidurku, ada suara dari arah jendela samping kamarku, suaranya seperti ada yang sedang mutah.

“huek..huek…!!” “heg..heg…!!”

Setelah aku mendengar suara itu, langkah kakiku bergegas menuju olah tempat kejadian perkara (TKP). Saat aku dekati ada suara dengusan. Semakin lama semakin jelas
terdengar suara dengusan itu dari samping rumahku.


‘’Astagfirullah…!! Ya Allah!!’’
”Puuus….!! kamu kenapa puus!!’’

Si Agel kucing kesayanganku guling-gulingan di lantai, tubuhnya kejang-kejang dan mulutnya mengeluarkan busa. Seketika itu juga dia menghembuskan nafas terakhirnya ‘Mati’ dengan mata masih terbuka berkaca-kaca menatapku, seperti kalau kita sedang kesakitan.

‘’Wah kayaknya di racuni’’ ujar dalam hatiku.

Aku yakin sekali kucingku mati terkena racun. Tapi, siapa yang ngasih racun, tega sekali dia, atau mungkin si Angel makan perangkap racun tikus?

‘’Aaah ciuss…….!!’’

Rasanya geram sekali, kenapa orang bisa tega berbuat seperti itu.
‘’Sudahlah! semuanya sudah terjadi, aku harus cepat-cepat menguburnya.’’

Memang gusti Allah itu maha tau apa yang diperbuat hambanya dan semoga gusti Allah mengampuni dosa orang yang membunuh binatang ini. Yang jelas aku sangat kehilangan dia, sangat kehilangan. Tapi, aku yakin kalau menurut anda yang tidak suka binatang pasti akan bilang “terlalu lebay”, tidak apa-apalah tidak penting itu. karena, semua orang punya hak dan berhak atas apa yang mereka sukai.

‘’Si Angel.’’

Kenapa aku begitu kehilangan dia, biasanya kalau aku lagi makan malam dia pasti selalu ada di sini menemaniku. Kucing itu makan di tempat makan yang sudah aku sediakan. Dia adalah temanku di saat aku sendiri, di saat semua orang meninggalkan aku, di saat aku merasa bete atas kemacetan Jakarta yang tahun demi tahun kian bertambah.

Dua bulan kemudian, kucingku yang kecil kini sudah besar, warnanya hitam putih seperti ibunya. Kucing kecil itu sangat lucu, lincah tapi sedikit nakal, terkadang suka lompat ke atas bangku, lompat Ke atas motor, ngumpet di bawah meja makan, atau terkadang mengacak-acak makanan di atas meja. Seraya aku berfikir….

‘’Inikah pengganti si Angel.’’

Si Angel tak mau membiarkan aku kesepian. Tapi, di saat aku lagi senang-senangnya bermain dengan kucing lucu itu, kejadian buruk itu terulang kembali. Malam itu sehabis membuat kopi, di luar ada suara seperti orang melempar batu.

 ‘’Duuukk…duuuk…duuk, Glotak…!!’’

‘’Apaan tuh?’’ seraya memegang dada, akibat diriku kaget karena ada suara lemparan batu di halaman rumahku, yang berujung membentur tembok di bawah jendela rumahku.
Lalu, aku segera membuka pintu kamarku, dan bergegas melihat apa yang terjadi di depan halaman rumahku.

‘’Allahu akbar.. Ya Allah… kamu kenapa, pus? kamu kenapa?’’

Ternyata kucingku terkena lemparan batu, Kucing hitamku menggelepar–leper, mulutnya mendengus-dengus semakin keras, suaranya melengking menyedihkan. Tepat di kupingnya keluar darah, darah segar itu mengucur deras menetes di halaman rumahku. Seketika itu juga kucing yang nakal dan lucu itu menghembuskan nafas terakhirnya ‘Mati’.

Aku yakin sekali kucingku mati karena ada tangan jahil yang tidak suka dengan hewan kesayangan Nabi ini. Dalam benaku, “ko tega sekali manusia itu, menghabiskan nyawa kucing yang ku sayangi.” Padahal kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus menyayangi sesama makhluk hidup.

Tak terasa sudah, setelah kedua kucingku, si Angel dan si Hitam Putih mati. Yang kurasakan hanyalah kesepian belaka antara persahabatan manusia dan hewan. Akupun sedih dengan kejadian tragis yang menimpah kedua kucingku.

Malam itu aku hanya bisa duduk terdiam, mulutku terasa terkunci, aku tidak mampu berkata apa-apa. Si Angel dan si Hitam Putihku sepertinya mau mengadu kepada Tuannya, dia ngetuk-ngetuk pintu itu seolah-olah dia mau ngasih tau kalau dia sedang terluka. Hmmmm sedihnya…….

Kini aku menyendiri lagi, mengais asa, merangkai puisi bersama angan dan berjuta mimpi. Cerita tentang suka, tentang duka, tentang luka, tentang sepi yang memenjarakan hati, semuanya menyisakan luka yang mendalam.

Hidup ini memang indah kawan, sangat indah, lebih indah lagi kalau kita mempunyai banyak teman. Menurutku, teman yang baik itu tidak akan terganti dengan apa pun. Di mana pun kamu sembunyi, di mana pun kamu berada, dia akan tetap mencarimu dan tetap mengingatmu.

Teman yang baik akan tetap terkenang dan akan menjadi sebuah cerita tentang masa yang telah lalu saat bersamamu. Tetap terjaga selamanya, sampai nanti, sampai waktunya Tuhan memanggilmu untuk kembali. Meski pun temanku hanyalah seekor kucing tapi dialah sahabatku. Dan ini menjadikan cermin untuk kita dalam kehidupan, terutama persahabatan sesama makhluk hidup.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CERPEN

Terpaut Pada Satu Hati
            Saat ini Ares hanya terdiam, terpukau, dan membisu. Hanya rangkaian butiran beninglah yang selalu setia menemani tatkala ia mengingatnya, mengingat segala kenangan indah yang telah ia lewati. Ares tau semua memang sudah terjadi, tapi tak mampu melupakan semua kejadian itu dan ia tak akan pernah mampu membuang wajah tersebut dalam kehidupannya, karna hal itu yang membuat ia merasa senang.
            Selama dua tahun Ares hanya merasakan hal yang sama, terpaku dan diam, terasa dihempaskan ke jurang kepedihan, meski begitu tetap saja hingga kini Ares tak tahu bagaimana cara kembali menggenggam tangan Athena dan tertawa bersama. Ia selalu berusaha mencari tahu kemana Athena pergi dari saat kejadian pada sore itu. wanita yang memiliki postur tubuh yang cukup tinggi, berkulit kuning langsat, dan berhidung mancung itu pergi meninggalkan rumah dengan keadaan menangis tersedu-sedu. Kedua orang tua Athena selalu mencari keberadaan Athena tak terkecuali dengan Ares.
            Hubungan  kedua sepasang kekasih itu sudah berjalan sekitar tiga tahun lamanya. Selama ini tidak ada konflik yang serius diantara keduanya, hanya saja keberadaan Andi salah seorang teman Ares yang juga suka dengan Athena. Andi adalah anak dari keluarga yang broken home, setiap hari kegiatannya tak lepas dari sebuah club hiburan malam dan minuman keras. Berbalik dengan prilaku Andi, Ares ialah seorang yang tekun, jujur, dan santun.
Ares memiliki niat untuk menikahi Athena tahun ini,tetapi sayangnya dua tahun yang lalu Athena menghilang. Lelaki berperangai baik itu sangat kecewa karna wanita yang akan dinikahinya menghilang begitu saja. Segala macam cara telah ditempuh Ares untuk menemukan sang kekasih. Andi pun tak terdengar kabarnya setelah kepergian Athena, ternyata setelah diselidiki Andi pergi ke Malaysia ke tempat Ayah dan Ibu tiri barunya.
Setelah beberapa lama Ares terpuruk dengan keadaannya, ia pun bangkit kembali dengan meningkatkan kinerjanya di kantor. Ia selalu mendapatkan predikat karyawan teladan setiap bulannya. Lelaki santun itu selalu mengunjungi kedua orang tua Athena pada saat akhir pekan, ia sudah menganggap orang tua Athena seperti orang tuanya sendiri begitupun sebaliknya.
“Saya punya berita gembira untuk kamu dua hari lagi kita akan buka kantor cabang di Surabaya, saya mau kamu yang mengurus kantor cabang tersebut” kata Pak Bos Hadi.
“Haaah? Saya Pak? Saya sangat tidak menyangka kalau ternyata Bapak memberikam kepercayaan kepada saya untuk memegang kantor cabang baru” jawab Ares.
“Saya melihat kinerja kamu meningkat drastic beberapa bulan belakangan ini, saya rasa kamu pantas untuk mendapatkannya” kata Pak Bos Hadi.
“Terima kasih Pak atas kepercayaan yang telah Bapak berikan kepada saya” kata Ares.
Sebelum keberangkatannya ia berpamitan kepada kedua orang tuanya dan tak lupa kepada kedua orang tua Athena. Ares menyiapkan kebutuhan yang dibutuhkannya selama ia berada di Surabaya, tak lupa berkas-berkas kebutuhan kantor dan foto dirinya bersama Athena yang sekarang entah berada dimana.
Sesampainya di Surabaya, Ares langsung  menempati rumah dinasnya yang diberikan oleh kantor tempat ia bekerja. Ia merapihkan kamar barunya itu dan menata segala keperluan pribadinya di meja sebelah tempat tidur, ia mengeluarkan foto Athena dan seketika ia langsung teringat akan semua kenangan yang pernah mereka lalu bersama. Tak mau terlarut dalam bayang masa lalunya, ia pun segera beranjak dari tempat itu.
Ini adalah hari pertama dimana Ares sebagai kepala kantor cabang di Surabaya. Ketika sampai di kantor baru, ia langsung disambut hangat oleh para rekan kerjanya. Ares memasuki ruang kerjanya yang baru dan menata meja kerjanya, tak lupa   ia meletakkan foto Athena yang sama seperti di meja kamarnya.
            Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu ruangan Ares, “tok..tok..tok..” “silahkan masuk” sahut Ares. Ia sudah mengetahui kalau yang datang pasti sekretaris barunya, tetapi ia tercengang ketika gagang pintu itu mulai terdorang dan pintunya mulai terbuka lebar. Ya!! Wanita cantik yang masuk sama seperti wajah yang ada di dalam foto di atas meja kerja Ares. Athena!! Ares langsung mengeluarkan air mata haru dan tak menyangka, perasaan keduanya campur aduk. Ares to the point langsung bertanya dan minta penjelasan kepada Athena kenapa ia pergi meninggalkan rumah.

“Aku sudah memiliki Arlene, buah hatiku dari benih Andi. Lelaki itu menodaiku pada saat malam sebelum aku pergi meninggalkan rumah.” Kata Athena sambil menangis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS-CERPEN


KU ANGKAT TOGA KU,KAU BERI JAWABAN MU

Malam di bulan Ramadhan ini  mendung tiada bintang angin bertiup kencang,mungkin malam ini akan turun hujan .Aku tetap saja duduk di teras rumah yang hanya ditemani secangkir teh hanyat dan beberapa batang rokok,tak perduli dingin angin malam yang menjilati sendi tulang.Ya,kebetulan malam ini adalah pengumuman lulus tidaknya aku di ujian masuk perguruan tinggi.
Sahuur.. Sahuuur !!! terdengar suara dua orang petugas Kantib yang memang tiap hari bertugas.aku pun kaget,tak terasa sudah 3 setengah jam aku duduk di teras rumah.aku pun segera masuk ke kamar dan membuka laptop. “Deg deg deg”,begitu bunyi jantungku.Penasaran apakah aku akan diterima di kampus tempat ku mendaftar.Pelan ku baca daftar nama peserta tes yang lulus dari atas sampai ke petengahan list belum juga ada namaku.keriangat dinginpun mulai keluar dari seluruh tubuhku.Tak putus asa tetap ku baca dan ku perhatikan setiap detail nama-nama di list,sampai pada akhirnya ku lihat ada nama “MATSANI”yaa itu dia namaku.aku pun langsung berlari kegirangan sambil berteriaak “wooooi orang-oraaang kampuung.. gua akhirnye lulus jadi kang Mahasiswaaaa !!!”.setelah itupun panci,dandang dan berbagai macam perabotan tak segan menghapiri wajah ku karena dilempar sang empunya barang yang terganggu suaraku.

Seminggu setelah lebaran tepatnya tanggal 27 agustus aku pun pergi ke kampus untuk mengikuti OSPEK.Pada saat itu para MABA (Mahasiswa Baru) di bagi menjadi beberapa kelompok,ada 10 kelompok tepatnya.Setiap kelompok terdiri dari 7-8 orang dan kebetulan aku mendapat kelompok 3.Hilir mudik para Maba yang nampak kebingungan mencari kelompoknya masing-masing,termasuk juga aku sendiri yang juga kebingungan karena tak seorang pun yang aku kenal disini.

Ditengah kebingungan,tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku dari belakang.”Hei Matsani..!!”,begitu teriaknya.aku pun langsung membalikkan badan,ternyata yang menepuk tadi ialah teman lama ku si Mandowen.”eh Owen..”kata ku,Owen adalah panggilan dari Mandowen yang kebetulan temen lama ku ketika di SD dulu.

Akhirnya ada temen juga gua disini,dari tadi gua dimari sendirian kaga ada temen,”kata ku.
Yahilah.. sama gua juga sendiri disini untung gua ngeliat lu mat.lu ngampus dimari juga mat? Ngambil jurusan apaan lu ? “tanya owen.Haha gua ngambil jurusan menejemen wen,”Jawab ku.
Wiih samaan kita dong,gua juga ngambil menejemen mat,”sambung si owen.Setelah berbincang bincang lama akhirnya kami berpisah untuk bergabung dengan kelompok masing-masing.

Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB kegiatan OSPEK pun di bubarkan,Aku pun segera mencari teman ku Mandowen.setelah mondar-mandir akhirnya aku pun melihat mandowen,aku pun menhapirinya dan melanjutkan obrolan yang sempat terpotong tadi.Sedang asik mengobrol,tiba-tiba dari kejauhan aku melihat seorang gadis cantik yang  nampak berjalan bersama teman-temannya.Mata ku terbelalak melihat gadis tersebut,alunan musik serasa mengalun di telinga ketika aku menatapnya.”Namanya kak Ayu..”lirih suara bisikan halus terdengar di telinga,ah ternyata itu suara si Mandowen.Tau dari mana lu wen? “tanyaku”.ya kan dia tadi dia yang jadi mentor gua pas OSPEK “jawab si owen”.Wah beruntung banget lu di mentorin dia wen “kataku”.Kami pun tak hentinya membicarakan gadis tersebut,hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan kami pun membubarkan diri ke rumah masing-masing.

 

3 September pukul 6 pagi alarm pun berbunyi,menandakan aku harus bangun dan bersiap untuk pergi ke kampus karena hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah sekaligus hari pertama menjadi mahasiswa.Aku pun segera bersiap dan pergi ke kampus,butuh waktu satu jam untuk sampai ke kampus.Sesampainya aku di kampus aku pun langsung menuju ke kelas,karena memang sudah agak sedikit telat haha.Aku terburu buru menaiki tangga,karena terlalu terburu buru aku pun menabrak seorang gadis.Ah betapa kagetnya aku ternyata gadis yang ku tabrak itu kak Ayu si cantik yang ku lihat kemarin.Kembali aku pun tercengang dan alunan musik pun seakan terdengar di telinga ku. maaf kak maaf gak sengaja “kata ku sambil membantu buku nya yang terjatuh”.Iya.. lain kali hati-hati “jawab lembutnya”.iya pun segera pergi menuruni tangga setelah merapikan bukunya dan akupun melanjutkan langkahku menaiki tangga menuju ke kelas.
Tiga minggu sudah aku menjadi mahasiswa tapi aku masih belum tahu banyak tentang kampus kecuali teman ku si Mandowen hehhe.Sementara si Mandowen sudah lebih maju dari ku soal pergaulan kampus,ia mulai sudah biasa bergaul dan duduk bersama dengan para senior termasuk ia juga dengan kak Ayu.

Suatu saat aku pun diajak teman ku Mandowen untuk nongkrong bersama dengan para senior.Aku pun mengiyakan ajakan tersebut.Taman di samping kantin kampus adalah tempat biasanya para senior berkumpul.Sesampainya di taman kami pun disambut dengan hangat oleh para senior.Terlihat disana ada kak Ayu yang sedang asik mengobrol dengan salah satu temannya.Dengan kerudung biru langit dan baju begaris lengan panjang nampak ia terlihat cantik,di tambah lagi dengan sepasang tahi lalat yang terpampang di kedua kelopak matanya menambah manis wajahnya.Hampir sepanjang waktu  ku arahkan bola mataku untuk memandangnya.
Menjelang Maghrib pun kami membubarkan diri.Aku pun segera pergi ke gedung parkir untuk mengambil motorku.Ketika aku keluar dari kampus,aku melihat kak Ayu sedang berdiri sendirian di halte nampak ia sedang bus.Dengan perasaan canggung aku pun menegurnya,”hey kak.. lagi nunggu bus?” sapaku. “iya nih”jawabnya. “Mau  aku anter gak kak?”kataku. “ah gak usah nanti ngerepotin lagi” jawabnya.Akhirnya setelah membujuknya ia pun akhirnya mau untuk ku antar pulang.Sepanjang perjalanan tak ku sia-siakan kesempatan berbincang dengannya,ah betapa bahagianya aku pada saat itu.
Setengah jam perjalanan akhirnya kami pun sampai ke rumah kak ayu,ia pun turun dari motor.”Terimakasih ya udah di anteri sampai rumah” kata Ayu.”Iya kak sama-sama” jawabku.”Mampir dulu yuk”ajak Ayu.”haha ga usah kak makasih,mau langsung pulang aja”jawab ku.”yaudah hati-hati ya”sambung Ayu.akhirnya akupun langsung tancap gas dan pulang ke rumah.

Semenjak peristiwa tersebut kami berdua pun semakin akrab,hilang semua rasa canggung diantara kami.hampir tiap hari aku antar jemput dia dari rumah sampai kampus dan tiap malam juga aku selalu berbalas pesan dengannya.

Tak terasa aku sudah masuk semester 5 dan kak Ayu pun sudah mulai sibuk dengan skripsinya.Kami pun mulai jarang bertemu,hubungan kami sekedar berbalas pesan saja tiap malam.Ah rasa rindu pun kian menyerang dada.

Di akhir smester,kak ayu pun akhirnya lulus sidang skripsinya dan mengundangku untuk menghadiri wisudanya.Disaat itu timbul niat ku untuk menyatakan rasa cinta ku kepada kak Ayu pada saat hari wisudanya.Seribu rencana telah ku rancang sedemikian mungkin agar semua sesuai yang direncanakan.

Akhirnya waktu yang di tunggu pun tiba,aku pun datang dengan seikat bunga.Tak lama akhirnya kak Ayu pun keluar dengan memakai toga,Nampak wajah sangat ceria dan bahagia.Aku pun segera menghampirinya,Dengan perasaan yang gugup aku segera menyatakan perasaan ku.”Kak sebenarnya aku sudah lama pengen ngomong ini sama kaka,Aku sebenarnya suka sama kak Ayu”.Kak Ayu pun terdiam sejenak dan menatap tajam mataku,lalu ia berkata “Matsanii  kamu kan udah smester akhir jadi Ayu gak mau ganggu kuliah kamu.Tapi nanti aku janji bakal ngasih jawaban ketika kamu mengangkat toga nanti”.

Dengan perasaan agak kecewa akupun mengiayakan pernyataan kak Ayu.Setelah itu pun aku berniat untuk lebih giat dalam kuliah agar bisa cepat mengangkat toga dan mendapatkan jawaban cinta ku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

UTS-Cerpen

KASIH SAYANG SEORANG IBU
Setibaku di rumah aku langsung menanggalkan sepatu dan baju sekolahku. Badanku terasa letih, lapar, dan haus. Perjalanan dari sekolah ke rumah  yang kutempuh dalam jarak  kurang lebih 10 kilometer di bawah terik matahari yang cukup melelahkan.
            Aku ingin segera pergi ke dapur menikmati nasi dan lauk yang biasanya telah disediakan ibu untukku. Tapi sebelum aku melangkah ke dapur, terdengar suara ibuku memanggilku. Aku pun lari mendekatinya. Kukira aku mau diberinya sesuatu tetapi malah aku hanya di suruh untuk membelikan minyak goreng di warung. Karena sudah sangat lapar aku pun pergi dengan muka cemberut.
            Setelah membeli minyak goreng, aku pun bergegas ke dapur. Setibanya di dapur kulihat ibu masih membenahi alat-alat dapur yang berantakan. Dan ketika itu juga ibuku menyuruhku untuk segera makan, sedap rasanya menikmati makanan yang di masak oleh ibuku. Aku pun dengan lahap menghabiskan sepiring nasi dan lauk yang telah disediakan ibu untukku.
            Memang, ibu sangat sayang kepadaku. Ibu suka bertanya tentang diriku, tentang kesulitan-kesulitanku, atau tentang permasalahanku di sekolah. Ibu suka tersenyum padaku, suka memandangku dengan pandangan yang menyenangkan. Setiap ibu berpergian pasti tidak lupa untuk membawakan oleh-oleh untukku, entah itu kue, atau makanan lainnya. Tetapi ibuku sangat sibuk dengan kegiatan menjadi guru, ketua organisasi di kampungku ataupun dengan kesibukannya kuliah. Sama dengan ayahku yang sibuk dengan pekerjaannya di luar kota.
            Satu-satunya orang di rumah yang dekat denganku hanyalah ibuku, ibuku banyak merawatku, baik disaat aku sehat maupun sakit. Karena itu aku sangat sayang padanya. Aku mempunyai kakak yang bernama Kak Eba, namun Kak Eba sekarang sudah menikah dan mempunyai urusan dengan keluarga barunya sendiri. Dia pun sudah tidak tinggal bersama kami lagi, dia sudah mempunyai rumah sendiri di Jakarta dan Kak Eba pun jarang mengunjungi rumahku.

            Ketika aku telah lulus SMA, aku ingin sekali melanjutkan kuliah di sebuah Universitas Negeri di Jakarta dan akhirnya keinginanku itupun tercapai.  Aku diterima di Universitas Negeri di Jakarta dan dengan rasa bahagia aku pun memberitahukan kabar gembira itu kepada ibuku.
“ Bu, aku diterima di Universitas Negeri di Jakarta , aku ingin melanjutkan kuliah di Jakarta, Bolehkah Bu?” Tanyaku.
“ Anakku, kenapa harus kuliah jauh-jauh?” Jawab ibuku dengan sedih.
“ Tapikan Bu aku ingin sekali kuliah disana.”
“ Anakku sayang, tidak bisakah kamu kuliah di sini saja, ibu takut harus berpisah jauh dengan kamu!”
“ Bu, aku juga sayang sama ibu dan aku juga tidak ingin berpisah jauh dengan ibu, tapi aku ingin mengejar cita-citaku.”
“ Anakku sayang bukannya ibu melarang kamu mengejar cita-citamu, tapi ibu khawatir jika nanti kamu sudah kuliah di Jakarta, siapa yang akan menjaga kamu di sana?” Jelas ibuku.
“ Kan ada Kak Eba, bu.” Jawabku dengan pelan.
“ Tapi kan Kakakmu itu selalu sibuk, nanti kamu hanya merepotkan di sana.”
“ Ngga bu, aku kan sudah gede, aku bisa jaga diri dan aku bisa mengurus diriku sendiri.” Jawabku sambil meyakinkan ibuku.
“ Anakku, kalau memang itu sudah jadi pilihanmu, ibu hanya bisa pasrah karena ibu tak ingin melihat anak ibu nantinya kehilangan cita-citanya.”
“ Terimakasih bu!” Jawabku sambil tersenyum bahagia.


Malam mulai larut menandakan waktu untuk istirahat, aku dan ibuku akhirnya memilih untuk beristirahat karena sudah terlalu malam. Di dalam kamar aku tidak bisa tertidur, aku masih membayangkan akan dunia baru yang akan kuhadapi esok. Aku sangat senang karena keinginanku untuk kuliah di Universitas Negeri di Jakarta yang sangat aku mimpi-mimpikan akhirnya menjadi kenyataan. Tapi di samping itu aku juga sedih akan berpisah jauh bersama ibuku yang sangat ku sayangi.
            Ke esokan harinya aku pun berpamitan kepada ibuku untuk pergi ke Jakarta.
“ Anakku jaga dirimu di sana dan jangan lupa tetaplah berdoa dan sholat sesibuk-sibuk dirimu, karena ibu percaya Allah selalu ada di setiap kita melangkah dan selalu menjaga hamba-hambanya!” Ucap ibu kepadaku.
“ Iya bu, aku akan selalu ingat pesan ibu, ibu juga jaga kesehatan. Aku berangkat dulu bu! Assalamu’alaikum…” Sambil mencium tangan ibuku dan pergi meninggalkan ibuku.
“ Waalaikum salam, hati-hati di jalan” Jawab ibuku.
            Setelah 8 jam perjalanan, akhirnya aku pun sampai di rumah Kak Eba, aku turun dari bus dan berjalan menuju rumahnya yang akan aku tinggali selama aku kuliah di Jakarta. Aku pun masuk ke dalam rumahnya yang cukup besar. Karena kelelahan aku pun tertidur, dan ketika aku bangun aku lihat jam menunjukan pukul 5 sore. Aku pun bangun untuk mandi untuk menyegarkan diriku setelah itu aku shalat ashar.

            Ke esokan harinya, aku berangkat menuju kampusku. Tiba-tiba aku teringat akan pesan ibuku untuk selalu shalat tepat waktu dan mengerjakan tugas-tugasku dengan baik. Hari semakin berlalu, tak terasa 4 tahun telah ku lewati. Kini aku telah menyelesaikan kuliahku dan aku kini telah bekerja di perusahaan yang aku pimpin sendiri, sekarang semua apa yang menjadi cita-citaku telah tercapai. Dan sekarang tinggal cita-citaku yang terakhir yang akan aku wujudkan yaitu membahagiakan orangtua ku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS